JAKARTA - Meski berusia senja, tak lantas menghalangi lansia untuk aktif. Ketua II Komisi Nasional Lanjut Usia, Inten Soeweno, menegaskan, para lansia tetap dapat diberdayakan sebagai aset bangsa sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Komnas Lansia telah menyosialisasikan "Active Ageing" yaitu konsep untuk meningkatkan umur harapan hidup sehat dan kualitas hidup bagi penduduk lansia, kata Inten di Jakarta, Selasa (15/3).
Salah satu pilar "Active Ageing" adalah partisipasi yang mendorong agar lansia tetap aktif selama mungkin dan berpartisipasi dalam kehidupan keluarga, masyarakat bahkan berkontribusi dalam pembangunan nasional.
"Kita berupaya mengaktualisasikan para lansia agar tetap menjadi aset bangsa yang dapat diberdayakan dan didayagunakan sesuai kemampuannya," katanya.
Penduduk lansia Indonesia saat ini berjumlah sekitar 23 juta orang atau 10 persen dari total penduduk. Mayoritas mereka tinggal di pedesaan dan para lansia yang masih sehat pada umumnya tetap beraktifitas.
Pertambahan penduduk lansia yang pesat perlu terus diwaspadai. Rasio ketergantungan yang terus meningkat, kata Inten, bisa berdampak negatif terhadap kehidupan sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Sampai saat ini masih berkembang stigma negatif di masyarakat bahwa lansia adalah kelompok manusia yang sudah uzur, sakit-sakitan dan hidupnya bergantung pada orang lain.
Untuk menghapus stigma negatif tersebut, Inten menekankan, semua pihak yang terkait penanganan lansia harus mengupayakan peningkatan kesadaran tentang pentingnya pemberdayaan lansia, pola hidup sehat, dan tetap aktif elakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
Pengamat sosial, Ahmad Fuadi menyebutkan, dalam studi kasus mengenai lansia, banyak yang pensiun kemudian sibuk membantu mengurus cucu dan rumah tangga anak. Namun kegiatan tersebut tidak mendayagunakan semua kelebihan dan potensi lansia.
Menurutnya, lansia mempunyai kelebihan yaitu memiliki banyak pengalaman kerja, kebijakan dan waktu yang lebih fleksibel.