REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-–Menjelang bulan suci Ramadhan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Utara mengkhawatirkan akan meningkatnya pengemis kiriman ke ibu kota. Hal ini lazim terjadi setiap menjelang puasa Ramadhan.
Kepala Satpol PP Jakarta Utara, Sulistiarto, mengungkapkan kekhawatiran itu sangat beralasan. Setiap bulan puasa biasanya, jumlah anak jalanan meningkat. Bahkan, bisa dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. Itu tak hanya mencakup jumlah pengemis tetapi juga golongan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang lain, seperti anak jalanan, pengamen, gelandangan, dan orang gila.
“Saya benar-benar khawatir bulan puasa ini banyak kiriman pengemis dari luar Jakarta,” kata Sulistiarto, di Jakarta Utara, Kamis (15/7). Hanya saja, dia enggan menyebutkan daerah mana asal pengemis itu.
Dia mengaku sudah melakukan beberapa langkah antisipatif. Di antaranya dengan melakukan sosialisasi melalui spanduk yang berisi imbauan agar PMKS tidak melakukan aktivitas mereka di jalanan. Di antara tempat pemasangan spanduk adalah Perempatan Coca Cola, Cempaka Putih dan di tiap kecamatan di Jakarta Utara.
Ia menjelaskan, langkah itu untuk menciptakan Jakarta Utara aman dan nyaman. Selain itu, kata dia, langkah kekerasan yang selalu diperlihatkan dengan adanya aksi saling kejar antara satpol PP dan PMKS juga dihindari. “Ini juga sesuai dengan Perda nomor 8, tahun 2007 tentang ketertiban umum,” lanjutnya.