REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Pelantikan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Depok diwarnai kekisruhan. Sesaat sebelum pelantikan dimulai, seorang pria yang mengaku bernama Kasno berteriak-teriak di aula, Balai Kota Pemkot Depok, Jalan Margonda, Selasa (3/8).
Lelaki yang kalap tersebut, masuk ke dalam aula dengan membawa spanduk besar bertuliskan “ Turunkan Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail”. Dengan amarah, pria yang menggenakan kemeja putih dan celana coklat itu kemudian berulah dan merobek-robek spanduk yang ia bawa. “Tangkap Nur Mahmudi karena kasus Bansos (bantuan sosial),” teriaknya sambil mengacung-acungkan tangannya.
Insiden yang dibuat lelaki paruh baya ini mengejutkan PNS yang sedang bersiap menghadiri upacara pelantikan. Tak pelak, puluhan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Depok yang berjaga di lokasi segera mengamankannya.
Menurut Kepala Satpol PP Depok, Sariyo Sabani, pihaknya sudah menduga insiden ini akan terjadi. Karenanya, dalam pengamanan kali ini, ia menurunkan aparat lebih banyak dari biasanya dan memperketat keamanan.
Ia tak menampik tiap warga negara mempunyai hak untuk berargumen. “Tapi kita juga harus hormati bahwa ini adalah lingkungan kantor dan harus ada aturannya,” tegasnya.
Kasno kemudian diamankan sekitar setengah jam. Setelah membuat surat pernyataan tak akan melakukan tindakan ini lagi ini, ia pun dibebaskan.
Ketika insiden ini terjadi, Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail belum berada di lokasi kejadian. Ia baru datang beberapa menit setelah kekisruhan selesai. Sayangnya, ia tak bisa dimintai keterangan. Pasalnya setelah acara usai, ia langsung meninggalkan aula.
Sementara itu, pada hari yang sama, Pemerintah Depok melantik 98 pejabat eselon di jajaran Pemkot Depok. Mereka terdiri dari dua pejabat eselon II, serta 96 pejabat eselon III dan IV.
Wakil Wali Kota Depok, Yuyun Wirasaputra mengatakan, mutasi jabatan ini memang sudah lama hendak dilakukan. Karena ada beberapa jabatan di jajaran Pemkot yang kosong karena pejabat lama yang pensiun.
Ketika ditanyakan apakah mutasi ini bernuansa politis dan terkait pengamanan kekuasaan menjelang Pemilukada, Yuyun tak membantah sekaligus tak membenarkan. "Bisa saja ada kaitannya bisa juga tidak,” katanya pada wartawan.
Namun dikatakannya mutasi ini sudah dilakukan dengan proporsional. Dikatakannya pihak Sekretaris Daerah dan Kepegawaian sudah menunjuk orang-orang yang memadai berdasarkan urutan kepangkatan dan pengalaman.
Dua tahun terakhir, jajaran Pemnkot Depok telah melakukan mutasi jabatan sebanyak tiga kali. Pertama di bulan Oktober 2009 dan kedua di bulan Januari 2010.