REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Angka kematian bayi di Kota Bogor mencapai angka 36, hingga pertengahan tahun 2010. Penyebab kematian ini pun beragam.
Kepala Bidang Pembinaan Kesehatan Keluarga dari Dinkes Kota Bogor, dr. Sri Pinantari Hanum, mengatakan penyebab kematian bayi bisa karena asupan gizi yang kurang, infeksi ataupun penyakit seperti diare, neumonia dan tubercolusis (TBC).
Penyebab kematian bayi, sambung Sri, dibagi kembali sesuai dengan kategori umur. “Bayi baru lahir hingga yang baru berusia 28 hari kematiannya karena infeksi dan berat badan lahir rendah, atau disebutnya kelainan kongenital,” kata Sri kepada Republika , Ahad (15/8).
Sementara bayi umur satu bulan hingga 12 bulan meninggal karena menderita beberapa penyakit, seperti neumonia, diare, TBC juga kelainan kongenital. Berdasarkan data Bidang Kesehatan Keluarga dari Dinkes Kota Bogor, kematian bayi tahun 2008 sekitar 38 bayi, tahun 2009 ada 57 bayi dan hingga pertengahan tahun 2010 mencapai 36 bayi.
Bayi-bayi ini juga ada yang meninggal bersamaan dengan ibu meninggal saat melahirkan. “Dalam tiga hingga empat tahun ini angka kematian ibu saat melahirkan berkisar di angka sembilan hingga 15 orang,” ujar Sri.
Karena itu, sambung Sri, untuk mencegah angka kematian bayi dan ibu terus bertambah, orang tua harus rutin membawa bayi mereka ke Posyandu. Karena pemantauan pertumbuhan terhadap balita selalu dilakukan di posyandu. Untuk mencegah bertambahnya kematian ibu, harus ada peran keluarga untuk memeriksakan kehamilan secara rutin ke bidan, dan melahirkan dengan bantuan medis.