Senin 30 Aug 2010 03:14 WIB

MRT (Kalau Jadi) Bakal Gusur Enam Halte Busway

Rep: muhamad fakhruddin/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebanyak enam halte busway di koridor I (Blok M-Kota) akan dihilangkan, lantaran bersinggungan dengan rencana pembangunan mass rapid transit (MRT). Penghapusan halte tersebut sekaligus untuk memenuhi target penumpang MRT sebanyak 200-300 ribu penumpang per hari nantinya.

Keenam halte yang akan dihilangkan yaitu di Stasiun Blok M, Masjid Agung, Istora Senayan (Ratu Plaza), Bendungan Hilir, Setia Budi, dan Dukuh Atas. Halte busway tersebut dianggap tidak diperlukan lagi manakala MRT telah mulai beroperasi pada 2016 mendatang. Sebab penumpang yang biasa menggunakan jasa busway di enam halte tersebut akan terlayani dengan MRT.

Pembangunan MRT Tahap I akan melewati Lebakbulus-Bunderan Hotel Indonesia (HI), dengan 13 stasiun perhentian, yang terdiri enam stasiun bawah tanah dan tujuh stasiun sejajar jalan. Enam stasiun bawah tanah terdapat di Masjid Al Azhar, Istora Senayan (Ratu Plaza), Bendungan Hilir, Setia Budi, dan Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia. 

Sedangkan tujuh stasiun yang sejajar dengan jalan, yakni mulai dari Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Penghapusan enam stasiun itu akan dilakukan pada 2015, pada saat pembangunan fisik sudah hampir selesai.

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Muhamad Tauchid, menolak istilah dihilangkan atau dihapus. "Istilah yang paling tepat disinergikan sebagai langkah integrasi moda transportasi massal di Ibu Kota," ujarnya.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi DKI bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan melakukan kajian sinergitas dan integrasi jalur MRT dan bus rapid transit (BRT) di Jakarta. "Untuk tahap pertama rute busway Koridor I yang akan disinergikan dengan rute MRT tahap I," kata Tauchid.

Menurutnya, sinergi dan integrasi moda transportasi antara MRT dan busway nantinya tidak hanya dilakukan di koridor I saja. Melainkan akan dilakukan di seluruh koridor bus Transjakarta. "Penumpangnya akan dialihkan ke MRT," ujarnya.

Selain melakukan kajian sinergitas dan integrasi jalur antara MRT dan busway, Tauchid menerangkan, Pemprov dan Kemenhub juga akan mengkaji tiket yang terintegrasi antara busway dan MRT. Sehingga, pengguna jasa kedua moda transportasi ini hanya membeli tiket dengan satu harga.

Sebelumnya, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Tundjung Inderawan, menegaskan jalur busway yang akan dilayani MRT atau jalur yang bersinggungan dengan MRT akan dihapuskan. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi perpecahan penumpang dan duplikasi moda transportasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement