REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) merasa prihatin dengan makin maraknya aksi teror bom yang terjadi akhir-akhir ini. Apalagi, teror itu muncul setelah polisi ceroboh dalam penanganan kasus bom buku di Utan Kayu.
"IPW merasa prihatin dengan maraknya aksi teror bom. Tragisnya aksi teror bom ini marak menjelang akhir masa jabatan Kabaintelkam Polri Komjen Wahyono yang akan pensiun pada 15 April 2011," kata Koordinator IPW, Neta S Pane di Jakarta, Ahad (20/3).
Teror bom buku bermula ketika adanya paket buku yang ditujukan kepada Ketua Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla, di kantornya di Utan Kayu. Menurut IPW, bersamaan akan pensiunnya Wahyono terjadi tarik menarik di internal Polri. Lulusan Akpol 78, tambah Neta, disebut-sebut akan menggantikan posisi Wahyono.
"Isu ini membuat angkatan Akpol lain menjadi gerah. Mereka berharap posisi-posisi strategis tidak hanya didominasi dan dimonopoli Akpol 78," kata Neta.
Neta menjelaskan saat ini ada 10 posisi strategis di Polri yang dijabat Akpol 78. IPW berharap konsolidasi yang sudah dibangun Kapolri Jenderal Timur Pradopo dapat berjalan konsisten sehingga polri bisa segera mengungkap teror bom dan publik tidak resah dibuatnya.