REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG-- Sebagian mualaf suku Tengger di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menghadiri upacara Yadnya Kasada Bromo yang digelar Rabu (25/8) hingga Kamis (26/8) di sebuah Pura di kaki Gunung Bromo (2392). Salah seorang mualaf Tengger, Martiam, Rabu mengatakan sebagian mualaf Tengger menghadiri ritual upacara Kasada Bromo, namun tidak mengikuti upacara tersebut.
"Biasanya mualaf Tengger hanya datang ke Gunung Bromo untuk rekreasi dan silaturahim sesama suku Tengger di sana, karena seluruh suku Tengger berkumpul di upacara Kasada Bromo," kata Martiam yang juga Kepala Desa Argosari di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
Upacara Yadnya Kasada Bromo, lanjut dia, merupakan salah satu kegiatan untuk menjaga kelestarian budaya suku Tengger di empat kabupaten di Jawa Timur, yakni Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Pasuruan dan Malang. "Kebetulan saya tidak bisa menghadiri acara Kasada Bromo tahun ini karena masih ada urusan di Kantor Desa Argosari, namun biasanya saya bersama keluarga datang ke Bromo pada saat upacara Kasada" paparnya.
Menurut Kepala Desa Argosari itu, sekitar 1.000 lebih suku Tengger di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang mengikuti upacara Kasada Bromo yang digelar 25-26 Agustus 2010. "Sebagian warga Tengger di Lumajang sudah berangkat ke acara Kasada Bromo sejak Selasa (24/8), bahkan sebagian warga berjalan kaki menuju ke Gunung Bromo," tuturnya.
Ia menjelaskan, tidak semua mualaf Tengger dapat hadir dalam upacara Kasada Bromo karena pelaksanaan Kasada bertepatan pada bulan Ramadhan. "Mualaf Tengger yang datang ke upacara Kasada tetap menjalankan ibadah puasa, namun mereka tidak mengikuti ritual suku Tengger yang memeluk agama Hindu," tuturnya menjelaskan.
Ribuan warga Tengger yang beragama Hindu di Lumajang, lanjut dia, membawa sesajen yang berisi hasil bumi mereka untuk upacara Yadnya Kasada Bromo. "Sisa sesajen yang sudah diberi doa di Gunung Bromo akan dibawa pulang oleh suku Tengger di Lumajang, selanjutnya akan diletakkan di sejumlah sumber mata air di Desa Argosari," paparnya.
Sisa sesajen yang dibawa dari upacara Kasada Bromo dipercaya suku Tengger dapat membawa berkah untuk meningkatkan hasil panen warga Tengger di Lumajang.