REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - PP Aisyiyah melayangkan minderheid nota (nota keberatan) kepada PP Muhammadiyah dan Panita Pemilihan Anggota PP Muhammadiyah Periode 2010-2015 karena tak ada satu pun wakil perempuan dalam hasil pemilihan calon anggota PP Muhammadiyah 2010-2015.
Hal itu dikemukakan Sekretaris PP Aisyiyah Periode 2005-2010 dan Anggota Panitia Pemilihan Sidang Tanwir Aisyiyah Trias Setiawati pada wartawan di Media Centre Yogyakarta, Ahad (4/7). Dengan tidak adanya wakil perempuan dari 39 orang calon anggota PP Muhamamdiyah periode 2010-2015 menunjukkan bahwa: hal itu tidak sesuai dengan anggaran rumah tangga Muhamamdiyah.
Anggaran rumah tangga menyebutkan bahwa anggota PP adalah laki-laki dan perempuan. Tanpa wakil perempuan, juga berarti tidak dihargainya kontribusi Aisyiyah dalam kepemimpinan kolektif persyarikatan Muhammadiyah, tidak tercerminnya semangat muktamar Muhammadiyah ke-46 melintasi zaman untuk membentuk peradaban utama yang menghargai kesetaraan laki-laki dan perempuan, organisasi Muhammadiyah yang modern, kritis, dan cerdas tidak tercermin dalam ekspresi pemilihan anggota PP Muhammadiyah dengan tidak mengakomodir unsur perempuan.
Sehubungan dengan hal itu PP Aisyiyah Periode 2005-2010 yang anggotanya berjumlah 22 orang dan PW Aisyiyah dari 33 Provinsi mendesak agar Muktamar Muhamamdiyah ke-46 di Yogyakarta mempertimbangkan hal-hal antara lain: terwakilinya perempuan oleh perempuan di daerah kepemimpinan PP Muhamamdiyah Periode 2010-2015 melalui strategi Affirmative Action, melakukan perubahan sistem anggota PP Muhammadiyah dan AD/ART Muhammadiyah yang seimbang dalam menempatkan keanggotaan pimpinan antara laki-laki dan perempuan. ''Nota keberatan ini untuk mengingatkan kembali bahwa anggota PP Muhammadiyah terdiri dari laki-laki dan perempuan,''jelas dia.
Sementara itu, Mantan Ketua PP Aisyiyah Bidang Ekonomi Periode 2000-2005 Latifah Iskandar mengatakan dengan tidaknya terwakilinya perempuan dalam anggota PP Muhammadiyah Periode 2010-2015 berarti Muhammadiyah tidak melintasi zaman. Hal ini tidak sesuai dengan tema Muktamar Satu Abad Muhammadiyah ''Gerak Melintas Zaman, Dakwah dan Tadjid Menuju Peradaban Utama''. Padahal dalam AD/ART Muhamamdiyah anggota Muhamamdiyah adalah laki-laki dan perempuan.
''Padahal kesetaran dan keadilan jender itu harus diperjuangan oleh perempuan bersama laki-laki dan sehingga seharusnya ada tempat perempuan di PP Muhammadiyah untuk memperjuangkan hal itu,ungkap Latifah yang juga termasuk dalam calon anggota PP Aisyiyah Periode 2010-2015.