Senin 05 May 2014 17:52 WIB

Indonesia to learn from Austrian transportation system

Rep: Mutia Ramadhani/Antara/ Red: Julkifli Marbun
EE Mangindaan (Republika/Agung Supriyanto)
EE Mangindaan (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian minister of transportation, EE Mangindaan held a meeting with Austrian minister of transportation, innovation and technology, Doris Bures in Jakarta on Monday. Both ministers agreed to develop mass transportation cooperation in Indonesia.

"This cooperation is part of government's efforts in developing a mass transit system. We continue to develop double track railway system, including in Sumatra and Kalimantan," Mangindaan said in Jakarta as reported by Aldian Wahyu Ramadhan.

Indonesia will learn from Austrian experiences in developing transportation system in Europe started from railway, land and sea transportation that can be inter-connected each other. Mangindaan could not disclose the investment value, but both parties had formed a joint working group to implement these projects.

Bures was accompanied by more than 30 business delegations who were members of Austrian Chamber of Commerce. Austrian companies are ready to allocate investment to develop infrastructure in Indonesia and increase other partnership.

Austria, with its well developed market economy and high standard of living recorded 33,656 euros of gross domestic product (GDP). The export value has reached 267.2 million euros to Indonesia and Indonesia experienced a deficit of 65.8 million euros per year.

Austria's main trading partners are Germany (37.6 percent), Italy (6.2 percent), Switzerland (5.2 percent), China (5.1 percent) and Czech Republic (3.7 percent). Next, United States (3.1 percent) and France (2.8 percent).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement