REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi kehamilan tentunya mengubah bentuk tubuh seorang perempuan. Salah satu masalah yang dihadapi adalah timbulnya selulit alias stretch mark pada perut.
Selulit biasanya mulai muncul pada usia kehamilan 13 hingga 21 pekan. Menurut Dr Prof Alka Kriplani, Direktur dan Kepala Ginekologi, Kebidanan, Rumah Sakit Paras, Gurgaon, India, stretch mark adalah jenis bekas luka yang berkembang ketika kulit membesar atau menyusut dengan cepat.
"Peningkatan berat badan yang tiba-tiba selama kehamilan membuat perempuan cenderung mengalami selulit," katanya, dikutip laman Times Now News, Ahad.
Hingga 90 persen dari semua perempuan bisa mendapat strech mark. Warnanya mulai dari merah muda, merah, kuning, cokelat, atau kadang-kadang keunguan hingga kecoklatan.
Setiap perempuan memiliki tekstur dan fleksibilitas kulit yang unik. Ada yang cenderung mendapatkan lebih banyak selulit, bahkan jika ia hanya sedikit bertambah berat badan sekalipun.
Ada pula faktor genetik yang berperan memunculkan stretch mark. Akan tetapi, sebenarnya ada kiat untuk mencegah timbulnya garis bergurat tersebut.
Bagaimana cara mencegahnya?
Penting untuk mengontrol berat badan, tetap terhidrasi, makan makanan yang kaya nutrisi, termasuk vitamin C dan D dalam makanan yang dikonsumsi. Memakan makanan yang kaya akan seng serta menggunakan pelembap, minyak kelapa, dan minyak esensial juga dapat membantu menenangkan kulit dan mengurangi efeknya.
Ritu Sethi, Konsultan Utama dan Senior, Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Columbia Asia, Gurgaon merekomendasikan penggunaan emolien yang manjur untuk menenangkan kulit. Ini harus digunakan dalam bentuk pelembap, minyak kelapa, dan lainnya. Mengelola berat badan saat hamil juga merupakan langkah penting untuk meminimalkan peluang stretch mark.