Selasa 30 Sep 2014 09:25 WIB

Lima Fakta Mengejutkan tentang Soda (2-Habis)

Minuman Soda (ilustrasi).
Foto: blogs.sacurrent.com -
Minuman Soda (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Kecintaan masyarakat negara barat dengan soda perlahan mulai memudar. Berdasarkan data yang dilansir dari Huffington Post, di 2014 tercatat 63 persen orang Amerika berusaha keras menghindari soda. Angka tersebut naik dari sebelumnya 51 persen orang Amerika coba menghindari soda di 2004.

Minuman soda memang harus dikurangi. Lima kenyataan mengejutkan ini mungkin bisa membuat keinginan minum soda jadi lebih mudah dikurangi.

3. Mengandung bahan yang mudah terbakar

Eropa dan Jepang sudah melarang BVO atau brominated vegetable oil dimasukkan dalam komposisi minuman ringan mereka. Minuman dengan BVO tapi masih banyak ditemukan di beberapa produk soda di Amerika Utara, terutama yang rasanya jeruk. Bahan ini mulanya diciptakan untuk membuat plastik tidak mudah terbakar. BVO kemudian mulai ditambahkan di minuman bersoda agar membedakannya dengan minuman lain.

Sejak Mei 2014, Coca-Cola dan Pepsi mengumumkan kalau mereka sedang berupaya menghilangkan BVO dari produk mereka. BVO tapi maish bisa ditemukan di produk Dr Pepper juga Seven Up.

4. Menyebabkan polusi

Tubuh tidak bisa memecah dan mengurai pemanis buatan, sehingga mereka akan berkelana di saluran air. Upaya pengolahan air juga tidak akan bisa mengubah pemanis buatan. Kimia dalam soda lalu mengalir ke sungai dan danau.

Peneliti Swiss menemukan acesulfame K, sucralose, dan saccharin, yang banyak digunakan dalam soda diet, dalam air, sungai, dan danau, di penelitian yang dilakukan mereka pada 2009.

5. Menyebabkan penuaan dini

Buat apa menghabiskan ratusan ribu atau jutaan rupiah untuk produk antipenuaan, vitamin, dan pelatih olahraga pribadi jika Anda masih membiasakan minum soda? Soda menyebabkan penurunan kepadatan tulang, mengerupsi gigi, dan menyebabkan masalah ginjal.

Soda biasa dan soda diet mengandung asam fosfor yang menangkis perkembangan bakteri hingga memberi rasa bikin ketagihan. Semua itu menyebabkan masalah bagi kesehatan.

Dalam studi yang dilakukan di 2010, ditemukan tingginya kadar fosfat menyebabkan tikus mati lebih cepat dibanding yang kadar fosfatnya normal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement