REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, diperkirakan masih jauh lebih besar dari data jumlah penderita yang ditemukan saat ini. Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi menyebutkan, data jumlah penderita HIV/AIDS di Purbalingga yang ditemukan hingga saat ini, tercatat 249 orang.
Namun mengutip dari data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kabupaten Purbalingga disinyalir memiliki jumlah penderita HIV/AIDS hingga mencapai 955 orang. ''Ini cukup mengagetkan. Namun memang bisa saja jumlah sampai sebesar itu, karena penderita lain yang belum ditemukan,'' jelasnya, dalam acara sosialisasi pencegahan dan pemberantasan narkoba, HIV/AIDS, di Mts NU Majasari Bukateja, Rabu (17/1).
Ia menyebutkan, masalah kasus HIV/AIDS di mana pun memang seperti fenomena gunung es. Gunung es yang terlihat dipermukaan, hanya berupa gunungan es tipis. Namun yang berada di bawah permukaan atau masih tersembunyi, ternyata jauh lebih besar.
Untuk itu, dengan makin intensifnya kegiatan tes HIV/AIDS yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Purbalingga, bukan tidak mungkin di masa depan jumlah penderita yang ditemukan justru semakin banyak.
''Seperti yang terjadi selama ini, jumlah penderita HIV/AIDS yang ditemukan dari tahun ke tahun justru semakin besar. Bila pada 2016 hanya ada 168 penderita yang ditemukan, di 2017 justru ditemukan 81 penderita,'' katanya.
Seperti di wilayah Kecamatan Bukateja, Wabup Tiwi menyebutkan, saat ini tercatat ada sebanyak 10 penderita. Selain itu, juga sudah ada satu kasus kematian akibat HIV/AIDS.
Terkait masalah penyebaran HIV/AIDS, dia menyebutkan, salah satu penyebabnya adalah makin maraknya praktik seks bebas. Ini terbukti dari banyaknya kalangan muda, yang justru tertular virus HIV/AIDS.
''Untuk itu, kami menilai penting adanya edukasi kepada generasi muda agar menghindari perilaku seks bebas yang bisa mengakibatkan HIV/AIDS,'' katanya.
Hal ini juga dibenarkan anggota Komisi Penanggulangan AIDS (KPAD), Utami Desti Nugrahaeni. Disebutkan, meningkatnya kasus HIV/AIDS di Purbalingga karena perilaku gonta-ganti pasangan. Untuk itu, dia meminta agar masya masyarakat menghindari perilaku seperti ini karena menjadi penyumbang terbesar penyebab AIDS.
''Setia terhadap pasangan adalah hal utama. HIV/AIDS yang tersebar di Purbalingga disebabkan penyebaran virus HIV yang diperoleh dari luar karena selama di luar Purbalingga sering gonta-ganti pasangan,'' ujar Utami.