Rabu 08 Jul 2015 12:01 WIB

Diet Bebas Gluten, Perlukah?

Rep: MGROL 41/ Red: Indira Rezkisari
Pola makan bebas gluten membuat penganutnya menghindari aneka roti dan pasta yang dibuat dari gandum.
Foto: realfoodforlife
Pola makan bebas gluten membuat penganutnya menghindari aneka roti dan pasta yang dibuat dari gandum.

REPUBLIKA.CO.ID, Setitik kebenaran tentang sebuah penelitian kecil kadang membuat kita berpikir, terutama ketika seorang selebritas terlibat dalam fakta tersebut.

Awal tahun ini, sebuah buku dirilis di Amerika Serikat. Buku tersebut membahas tentang pola makan atau diet yang dianut sejumlah selebritas, termasuk Gwyneth Paltrow. Buku ini ditulis oleh Timothy Caulfield, seorang ahli ilmu kesehatan. Ia melihat bagaimana budaya selebritas yang telah memengaruhi gaya busana, memengaruhi pula pilihan untuk makan dan kesehatan.

Seperti yang dilansir dari Good Food, di Australia selebritas mencapai berat badan mereka di balik diet ketat. Salah satunya dengan memusuhi gluten.

Gluten merupakan protein yang ditemukan dalam gandum dan biji-bijian buruk bagi sebagian orang. "Dengan orang-orang yang mengatakan,`'saya tidak merasa baik ketika aku makan roti dan pasta', misalnya, masalah sebenarnya adalah kadang-kadang jenis karbohidrat yang disebut fruktans, ditemukan dalam gandum dan beberapa sayuran dan buah," kata Linda Hodge, ahli diet terakreditasi yang mengkhususkan diri dalam intoleransi makanan dan alergi.

"Ketika fruktans pergi ke usus besar, mereka difermentasi oleh bakteri dalam usus, yang membantu untuk menjaga usus kita tetap sehat, tetapi fermentasi ini juga menghasilkan gas, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang-orang dengan sindrom iritasi usus besar yang memiliki ujung saraf yang sangat sensitif di dalam usus. Ini tidak berarti makanan ini buruk, hanya saja beberapa orang lebih sensitif."

Hodge juga melihat orang-orang yang menyalahkan gluten untuk gejala penyakit di usus mereka. Ketika penyebab sebenarnya ternyata kepekaan terhadap bahan kimia makanan atau masalah dengan susu atau produk kedelai. Istilah "gluten free" telah menjadi arti lain untuk "sehat" dalam pikiran beberapa orang. Padahal banyak makanan olahan bebas gluten bukan selalu jadi pilihan terbaik.

"Beberapa butiran bebas gluten, seperti beras, memiliki GI yang sangat tinggi [indeks glisemik], yang berarti bahwa produk yang dibuat dengan tepung beras umumnya memiliki GI tinggi juga," kata Hodge. "Beberapa produk bebas gluten, terutama banyak pada sereal sarapan, juga mencakup banyak gula untuk membuat mereka lebih terasa enak."

Mereka yang benar-benar perlu untuk menghindari gluten sebenarnya hanya penderita celiac. Atau penyakit yang membuat tubuh tidak dapat mencerna makanan bergulten. Di Australia sekitar satu persen populasinya memiliki penyakit celiac.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement