REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dekan Fakultas Kesehatan Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) Jakarta drg Yosi Kusuma Eriwati mengatakan prevalensi permasalahan gigi dan mulut di Jakarta mengalami peningkatan 6,1 persen dari 23 persen menjadi 29,1 persen.
"Itu berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2007 dan 2013," kata Yosi Kusuma Eriwati melalui siaran pers dari Pepsodent dalam rangka Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2015, Senin (22/9).
Namun, Yosi mengatakan penduduk kota besar seperti Jakarta memiliki kemudahan akses terhadap dokter gigi karena jumlah dokter gigi lebih banyak dibandingkan kota-kota lain di Indonesia.
Yosi mengatakan adanya BKGN bermanfaat untuk mengedukasi masyarakat bahwa perawatan gigi dan mulut penting untuk mencegah munculnya permasalahan gigi dan mulut.
Perawatan gigi dan mulut berawal dari kebiasaan menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
"Hal itu sebenarnya sederhana tetapi penting untuk diterapkan," ujarnya.
Sementara itu, Head of Professional Relationship Oral Care PT Unilever Indonesia drg Ratu Mirah Afifah mengatakan pihaknya telah melakukan survei tentang perilaku hidup sehat khususnya dalam perawatan gigi dan mulut.
"Dari survei yang kami lakukan pada BKGN 2014 di enam kota, perilaku hidup sehat terutama di generasi muda sudah menjadi bagian dari keseharian hidup, terlihat dari kebiasaan menyikat gigi yang sudah baik," tuturnya.
Mirah mengatakan sebanyak 63 persen responden mengaku menggosok gigi dua kali sehari. Bahkan 23 persen di antaranya menyikat gigi tiga kali sehari.