REPUBLIKA.CO.ID, Tekanan darah yang terlihat normal atau hanya sedikit di atas ambang normal pada wanita hamil ternyata bukan pertanda baik. Peneliti dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Guangdong mengungkapkan kondisi tersebut dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan pascamelahirkan.
Qiong Lei dari Departemen Kandungan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Guangdong mengatakan tekanan darah pada wanita hamil khususnya di awal kehamilan akan cenderung turun. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perubahan hormonal untuk menunjang bayi dalam perut.
Kondisi ini akan membuat wanita hamil yang semula bertekanan darah normal akan memiliki tekanan darah lebih rendah. Di sisi lain, wanita hamil yang semula memiliki tekanan darah tinggi akan terlihat memiliki tekanan darah normal atau hanya sedikit melebihi ambang normal karena pengaruh perubahan hormon.
Oleh karena itu, tim peneliti dari Cina mengatakan wanita hamil yang menunjukkan tekanan darah normal atau hanya sedikit melebihi ambang batas normal memiliki risiko sebuah komplikasi setelah melahirkan hingga 6,5 kali lebih besar. Kondisi ini dikenal dengan postpartum metabolic syndrome.
Postpartum metabolic syndrome yang dialami oleh wanita pascamelahirkan dapat menyebabkan wanita tersebut mengalami beberapa gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut meliputi obesitas, diabetes serta peningkatan kolesterol yang akan terjadi setelah wanita melahirkan.
Oleh karena itu, Lei meminta agar dokter dan bidan meningkatkan frekuensi pengecekan tekanan darah pada wanita hamil. Di samping itu, Lei juga menyarankan agar ambang normal dalam membaca tekanan darah ibu hamil diturunkan sehingga para wanita hamil yang menunjukkan sedikit peningkatan tekanan darah dapat dipantau dengan lebih hati-hati.
Berdasarkan survei, persentase wanita dengan tekanan darah tinggi saat masa kehamilan cukup besar dan patut diwaspadai. Seperti dilansir Daily Mail diperkirakan ada delapan persen wanita yang mengalami tekanan darah tinggi selama masa kehamilan.