REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencegahan merupakan cara terbaik untuk meminimalisasi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan zika. Cara ini dapat dilakukan dengan menghambat perkembangbiakan nyamuk melalui berbagai cara.
Masyarakat kini memiliki berbagai pilihan produk yang diklaim sebagai anti-nyamuk. Ada yang berbentuk obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot, lotion hingga sprai anti-nyamuk.
Menurut Anggota Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Riau, Ririe Fachriani Malasie, produk-produk di atas memiliki risiko tersendiri. Obat nyamuk bakar misalnya, berbahaya bagi saluran pernapasan, apalagi bila terhirup oleh anak-anak. Begitu pula obat nyamuk semprot.
Lotion dan spray yang langsung dipaparkan ke kulit juga berbahaya bagi anak-anak, terutama di bawah usia 6 bulan. Selain alergi, paparan zat kimia pada kulit bayi yang masih tipis berisiko menimbulkan alergi.
Nyamuk dewasa juga biasa dibasmi dengan menggunakan insektisida. Bahan ini sangat berbahaya jika terpapar pada air dan makanan.
Pengasapan (fogging) juga perlu dilalukan lebih hati-hati. Bukannya membunuh nyamuk, cara ini berisiko menciptakan nyamuk mutan yang lebih kuat.
"Kenapa sih anak-anak kita, keluarga kita, harus dikasih yang begituan? Yang salah kan bukan anak kita, tapi nyamuknya. Harusnya nyamuknya (sebagau pembawa virus) yang kita basmi," kata Ririe, Senin (14/11) di Jakarta.
Ririe menyampaikan cara-cara di atas merupakan langkah kuratif. Menurut dia, cara-cara tersebut tidak perlu dilakukan apabila tindakan preventif sudah dilakukan. Cara-cara pencegahan yang dapat ditempuh antara lain dengan menguras dan menutup tempat-tempat penyimpanan air, menimbun atau mendaur ulang sampah, menerapkan pola hidup sehat yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh, meminimalisasi tempat persembunyian nyamuk seperti kain-kain kotor yang bergelantungan, mengatur kelembaban ruangan dengan membiarkan sinar matahari masuk, dan sebagainya.