REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Temuan parasit cacing di 27 merek ikan makarel kalengan membuat publik waspada. Padahal ikan kalengan adalah salah satu makanan yang umum ditemukan dalam dapur banyak orang.
Ahli nutrisi Tan Shot Yen menjelaskan dengan gamblang bagaimana cacing bisa ada di tubuh ikan makarel. Menurutnya, prinsipnya cacing bisa tersasar ke ikan karena memang daur makanan ikan punya risiko.
"Larva cacing ada secara alamiah di udang atau sejenisnya (hewan krustasea) dan jika udang dimakan oleh si ikan maka dalam tubuh ikan, larva cacing akan menjadi cacing dewasa," ujarnya, Kamis (29/3).
Yang jadi masalah, kata dia, sarden atau ikan-ikan dalam kaleng itu diproduksi dalam jumlah banyak atau massal apalagi menggunakan mesin. "Jadi, tidak melalui pemilahan cermat seperti kita mengiris-iris daging ikan dan membuang isi perutnya serta kepala dan insang," kata pemilik klinik nutrisi di kawasan BSD itu.
Sedangkan cacing, kata dia, pada umumnya ada di alat cerna ikan dan masuk melalui insang. Memang ia mengakui hewan ini bisa mati dengan pemasakan atau pembekuan di bawah 20 derajat Celcius.
"Tetapi biar bagaimana pun kita bukan hanya jijik memakan cacing. Cacing juga bukan makanan wajar manusia," katanya.
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, temuan cacing di ikan makarel awalnya ditemukan pertama kali di Riau dan semakin berkembang. Ia menyebutkan jika awalnya hanya tiga merek yang mengandung cacing yaitu Farmerjack, IO, dan HOKI namun kinijumlahnya terus berkembang.
"Sampai dengan 28 Maret 2018, BPOM telah melakukan sampling dan pengujian terhadap 541 sampel ikan dalam kemasan kaleng yang terdiri dari 66 merek. Hasil pengujian menunjukkan 27 merek positif mengandung parasit cacing, terdiri dari 16 merek produk impor dan 11 merek produk dalam negeri," katanya, Rabu (28/3).