REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam setiap hubungan baik di sekolah atau kantor tentu kita pernah bertemu orang yang merasa tahu segalanya. Selain itu mereka ini orang yang yakin mereka selalu benar. Tapi fakta menyebutkan mereka justru kurang mendapat informasi tentang dunia.
Tidak ada yang suka pada orang yang merasa tahu segalanya dan sekarang para ilmuwan telah mengkonfirmasi orang-orang ini sebenarnya kurang mendapat informasi tentang dunia daripada rekan-rekan mereka. Dari opini tanpa akhir tentang politik, lingkungan, agama dan hubungan, para ilmuwan menemukan orang-orang yang yakin mereka selalu benar adalah yang paling cenderung melebih-lebihkan kemampuan mereka.
Alasannya menurut peneliti, mereka secara signifikan lebih cenderung memilih informasi yang mendukung keyakinan mereka sendiri dan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Individu yang berperilaku seperti ini memiliki 'superioritas keyakinan' yang berarti mereka menganggap pandangan mereka lebih superior dari orang lain.
Peneliti dari University of Michigan menemukan ketika orang-orang dengan superioritas keyakinan diberitahu bahwa mereka tidak tahu sebanyak yang mereka kira, mereka masih mengklaim keyakinan mereka lebih akurat daripada yang lain. Mereka lebih cenderung mencari informasi baru dengan cara bias yang menegaskan rasa superioritas mereka.
Pertama dari dua studi oleh University of Michigan berfokus pada orang-orang yang mengaku memiliki 'superioritas keyakinan' tentang isu-isu politik. Para peserta melaporkan keyakinan mereka dan perasaan superioritas keyakinan tentang beberapa topik politik
Para peneliti bertanya kepada mereka berapa banyak yang mereka pikir mereka ketahui tentang topik-topik ini dan kemudian meminta mereka menyelesaikan kuis untuk menguji pengetahuan aktual mereka tentang isu-isu tersebut.
Di enam studi dan beberapa topik politik, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang memiliki keyakinan tinggi secara konsisten melebih-lebihkan pengetahuan mereka sendiri. "Sementara para peserta yang lebih rendah hati kadang-kadang bahkan meremehkan pengetahuan mereka, keyakinan superior cenderung berpikir mereka tahu lebih banyak daripada yang sebenarnya mereka lakukan," ujar Michael Hall, seorang mahasiswa pascasarjana psikologi dan penulis utama studi tersebut.
Dalam studi kedua, peneliti mempresentasikan peserta dengan banyak artikel berita tentang topik politik yang sama, kemudian meminta mereka untuk memilih mana yang ingin mereka baca.
Setengah dari artikel yang ditawarkan mendukung pandangan politik para peserta sendiri, sementara setengah lainnya menentangnya.
Orang-orang superior yang percaya diri lebih cenderung memilih informasi yang mendukung keyakinan mereka, menurut makalah yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Social Psychology. Orang-orang ini juga sadar bahwa mereka mencari informasi yang bias
Ketika para peneliti bertanya kepada mereka mengapa mereka memilih artikel tertentu, orang-orang yang sok tahu dengan mudah mengakui bahwa mereka memilih laman berita yang mendukung keyakinan mereka.
"Kami berpikir bahwa jika orang-orang yang berkepercayaan tinggi menunjukkan kecenderungan untuk mencari kumpulan informasi yang seimbang, mereka mungkin dapat mengklaim bahwa mereka tiba di superioritas keyakinan mereka melalui pemikiran yang beralasan dan kritis tentang kedua sisi masalah," kata Hall. seperti dilansir dari laman Daily Mail, Jumat (1/6).