Senin 04 Jun 2018 07:10 WIB

Bagaimana Cara Mengelola Stres?

Langkah awal mengelola stres adalah mengenali gejal-gejalanya.

Rep: MGROL102/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: sciencemediacentre.co.nz
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Stres dapat menjadi hal baik atau buruk. Semua bergantung pada cara mengelolanya. Jika dikelola dengan baik, dampaknya bisa positif, begitu juga sebaliknya.

Lalu bagaimana cara mengelola stres? Psikolog Yenny Duriana Wijaya mengatakan, langkah awal mengelola stres adalah lebih dahulu mengenali gejalanya.

"Harus mengenali gejala-gejalanya dulu, gejala stres," katanya saat ditemui Republika.co.id di Universitas Esa Unggul, Jumat (25/5) lalu.

Gejala stres awal, kata Yenny, biasa ditandai dengan rasa pusing, kurangnya nafsu makan atau sebaliknya jadi mengonsumsi makanan secara berlebihan, sulit tidur, merasa sensitif, hingga gampang marah dengan orang lain.

"Kalau biologisnya itu pusing. Kalau psikologisnya itu dia cepat marah atau sensitif. Kalau dari sosialnya dia menarik diri dari lingkungan," jelas dosen psikologi ini.

Setelah mengenali gejala stres tersebut, Yenny menyarankan untuk mencari teman yang dapat menjadi tempat bercerita. Melakukan itu bisa menjadi cara untuk mengurangi beban yang dirasakan.

"Cari teman curhat untuk berbagi atau mengeluarkan unek-unek," katanya. "Paling tidak mengurangi beban kita."

"Beban itu kan berat," ujarnya. "Jadi kalau kita punya teman dekat otomatis beban yang kita punya itu terasa ringan karena ada tempat untuk berbagi. Nggak cuma sendiri."

Namun, jika setelah melakukan hal itu belum dapat mengurangi stres yang dialami Yenny menganjurkan untuk menemui psikolog. Diharapkan dari situ Anda mendapatkan solusi yang lebih baik.

"Kalau orang-orang terdekat tidak bisa mengurangi stresnya memang harus ke profesional," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement