Senin 17 Sep 2018 21:42 WIB

Perokok Berisiko Lebih Tinggi Terkena Demensia

Merokok buruk bagi kesehatan otak dan meningkatkan risiko penurunan kognitif

Rep: Nora Azizah / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi Demensia
Foto: pixabay
Ilustrasi Demensia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para perokok nampaknya harus lebih mantap meninggalkan kebiasaan buruk itu. Berdasarkan pemberitaan Health Line, sebuah penelitian baru yang dilakukan para ilmuwan di Seoul National University, Korea Selatan, menunjukkan hasil cukup mengejutkan terkait perokok. Para peneliti mengatakan, merokok dapat merusak kesehatan kesehatan jantung dan otak.

Penelitian terhadap sekitar 46 ribu pria berusia di atas 60 tahun ini dilakukan sejak 2006 silam hingga 2013. Mereka menemukan, pria yang tidak pernah merokok atau berhenti lebih kecil berisiko terjangkit penyakit dibandingkan perokok yang aktif. Dampak merokok bisa mengembangkan kemungkinan perokok terkena demensia.

Bagi mereka yang tidak pernah merokok mempunyai 19 persen kemungkinan lebih kecil terkena demensia dibandingkan yang tidak. Kemudian mereka juga mempunyai 18 persen kemungkinan lebih rendah terjangkit Alzheimer daripada perokok aktif. Responden yang telah berhenti merokok selama empat tahun atau lebih memiliki kemungkinan 14 persen lebih kecil terkena demensia, sementara 15 persen untuk Alzheimer.

"Merokok mempunyai dampak buruk pada kesehatan otak dan bisa membuat peningkatan risiko penurunan kognitif, serta demensia telah terlihat pada beberapa penelitian sebelumnya," ujar Direktur Senior Operasi Medis dan Ilmiah Alzheimer Association Heather Snyder, PhD. Sebagai contoh, sebuah meta analisis dari 19 penelitian sebelumnya menemukan bahwa orang yang tidak pernah merokok cenderung kurang berisiko terkena demensia dibandingkan perokok.

Snyder mengatakan, merokok berdampak pada kesehatan dalam jangka panjang. Pada 2016, berdasarkan data Center for Disease Control and Prevention (CDC) sekitar 17 persen pria dan 13 persen wanita di Amerika Serikat (AS) merupakan perokok. Merokok sejak lama dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker tertentu, seperi kanker paru-paru, penyakit jantung, dan beberapa kondisi kesehatan lain.

Penelitian lebih lanjut memang masih diperlukan untuk mengetahui efek nergatif rokok terhadap jantung dan pembuluh darah. "Yang sudah kami lihat adalah ada hubungan antara kesehatan jantung dan otak," lanjut Snyder. Merokok juga meningkatkan risiko pembekuan darah di otak sehingga menyebabkan stroke.

Kondisi ini juga bisa menyebabkan demensia atau lebih dikenal sebagai demensia vaskular. Senyawa reaktif asap tembakau juga menyebabkan stres oksidatif yang merusak jaringan otak. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement