Selasa 20 Nov 2018 08:28 WIB

Cara Hindari Makan Berlebihan Saat Stres

Penelitian menunjukkan, stres kronis atau akut bisa memengaruhi berat badan.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Israr Itah
Wanita stres (ilustrasi).
Foto: Republika/M Syakir
Wanita stres (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang cenderung makan berlebihan ketika stres. Mereka makan dengan emosional, misalnya sembari mengingat tampang si bos yang mengomel di kantor atau tumpukan berkas kerja di meja.

Penelitian menunjukkan, stres kronis atau akut bisa memengaruhi berat badan. Tingkat stres perempuan jauh lebih tinggi dari laki-laki.

Hubungan asmara yang tidak bahagia misalnya berpotensi menambah lingkar pinggang hingga 10 persen. Kekerasan seksual, perampokan, atau kehilangan pekerjaan juga bisa memicu obesitas pascatrauma.

Ahli nutrisi dan fisiologi, Shawn Talbott mengatakan tubuh bereaksi terhadap segala jenis stres dengan cara sama. Pertama, otak menginstruksikan kelenjar adrenalin melepaskan adrenalin berlebih, memicu denyut jantung, membebaskan energi tersimpan berupa glukosa dan lemak.

Kortisol selama stres memberi tahu tubuh untuk menyimpan kalori yang tidak dibakar sebagai lemak, biasanya lemak di perut. Kelenjar adrenalin yang melepas kortisol kemudian memberi tubuh mengisi energi dengan merangsang nafsu makan, khususnya berkalori tinggi. Sayangnya otak tidak memerintahkan tubuh membakar kalori apapun.

Kortisol tinggal di sistem selama berjam-jam. Hasilnya Anda sering merasa lapar, meski sudah makan banyak sepanjang hari.

"Kuncinya adalah kendalikan stres Anda, sehingga Anda tidak terlalu lelah dengan itu," kata Talbott, dilansir dari Cosmopolitan, Selasa (20/11).

Caranya, pertama, ambil napas dalam-dalam beberapa kali. Penulis Body Life for Women, Pam Peeke mengatakan bernapas akan menenangkan tubuh, melepaskan hormon endorfin yang membuat tubuh merasa lebih baik, dan memberi kesempatan otak berpikir jernih menanggapi situasi buruk.

Kedua, gerakkan tubuh. Aktivitas fisik membantu Anda tetap bugar dengan membakar kalori dan akhirnya menurunkan kadar kortisol. Gerakan terbaik adalah kardio, gerakan dengan interval intensitas tinggi dalam bentuk sprint, burpees, atau mendaki gunung.

Ketiga, nikmati makanan sehat, seperti buah dan sayuran kaya antioksidan, biji-bijian, kacang-kacangan, daging tanpa lemak, serta makanan fermentasi seperti yogurt dan kefir. Makanan ini tak hanya menjaga kadar gula darah, namun bisa memanajemen stres karena mengandung vitamin B, magnesium, selenium, seng, dan kalsium. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement