Kamis 06 Dec 2018 07:57 WIB

Perempuan Mendengkur Berpotensi Alami Gangguan Jantung

Banyak orang yang mengalami apnea tidur juga memiliki penyakit lain.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ani Nursalikah
Mendengkur/Ilustrasi
Foto: mirror.uk
Mendengkur/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendengkur dan apnea (henti napas) bisa memperburuk kinerja jantung, khususnya pada perempuan. Seiring pertambahan usia, mendengkur bisa membahayakan kesehatan, bahkan bisa berujung pada penyakit jantung.

Sementara itu apnea terdiri dari beberapa tipe, namun yang paling sering dialami banyak orang adalah obstructive sleep apnea (OSA). OSA terjadi ketika seseorang berhenti bernafas saat tidur dan terus berulang.

Baca Juga

Saat OSA terjadi, otot pada tenggorokan yang seharusnya menjaga jalan udara tetap terbuka, malah menghalangi masuknya udara. Orang yang dengkurannya sangat keras biasanya disertai dengan OSA.

Belum dapat dipastikan apakah apnea tidur benar-benar bisa menyebabkan penyakit jantung atau tidak. Namun para ahli dan spesialis percaya apnea tidur bisa mengembangkan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Banyak orang yang mengalami apnea tidur juga memiliki penyakit lain. Inilah alasan yang sulit untuk memastikan apakah ada kaitannya antara apnea tidur dengan penyakit jantung.

Menurut American Heart Association (AHA), orang dengan apnea tidur dan tekanan darah tinggi yang diberi perawatan apnea tidur juga mengalami penurunan tekanan darah. Penemuan ini yang menunjukkan adanya kemungkinan keterkaitan antara hipertensi dengan apnea tidur.

OSA juga dikaitkan dengan obesitas yang merupakan faktor risiko dari penyakit jantung. Semakin bertambahnya berat badan, otot tenggorokan akan semakin menghalangi jalur udara keluar masuk sehingga apnea tidur akan semakin parah.

Berdasarkan sebuah penelitian yang baru-baru ini dipresentasikan di pertemuan tahunan Radiological Society Amerika Utara, perempuan yang mendengkur dan mengalami OSA lebih berpotensi terkena kerusakan fungsi jantung dari pada laki-laki.

Hal tersebut dibuktikan melalui sebuah penelitian dengan melibatkan 4.877 peserta yang diminta untuk menjalani pemindaian MRI. Peserta dibagi ke dalam tiga kelompok: peserta dengan OSA, peserta yang mendengkur, dan peserta yang tidak mengalami keduanya.

Ketika peneliti mengomparasi kelompok orang mendengkur dengan kelompok orang yang tidak mendengkur, mereka menemukan ada perbedaan yang sangat jelas pada massa ventrikel kiri perempuan dan laki-laki. Peningkatan massa ventrikuler kiri berarti jantung perlu bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Pola ini pada orang yang mendengkur bisa jadi indikasi OSA yang tidak terdiagnosa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement