REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren hanya memakan produk nabati atau vegan sedang berkembang pesat. Menurut Vegan Society, jumlah orang yang beralih ke pola makan vegan di Inggris telah meningkat lebih dari empat kali lipat dalam dekade terakhir.
Sebuah penelitian yang ditugaskan Kelompok Sumber Daya Vegetarian mengungkapkan hampir lima persen penduduk Amerika Serikat adalah vegetarian dan sekitar setengahnya adalah vegan. Seperti yang disiarkan dari Inews.co.uk, Sabtu (15/12), diet nabati dapat menurunkan risiko penyakit kronis dan baik untuk lingkungan.
Tetapi, diet vegan yang tidak terencana dan tidak mengganti nutrisi penting yang ditemukan dalam daging dapat menyebabkan defisiensi nutrisi mikro serius. Kesehatan tulang menjadi masalah bagi penganut diet vegan jangka panjang.
Mereka secara konsisten dilaporkan memiliki asupan kalsium dan vitamin D yang lebih rendah. Ada pula laporan kadar vitamin D dalam darah dan kepadatan mineral tulang yang lebih rendah di seluruh dunia.
Tingkat fraktur hampir sepertiga lebih tinggi di antara vegan dibandingkan dengan populasi umum. Selain itu, kadar omega 3, yodium, vitamin B12 lebih rendah dibandingkan dengan pemakan daging.
Vitamin B12 paling sering diperoleh dari makanan hewani. Tingkat defisiensi yang lebih tinggi telah ditemukan pada vegan dibandingkan vegetarian dan pemakan daging lainnya.
Gejala-gejalanya bisa serius dan termasuk kelelahan, kelemahan ekstrem, pencernaan yang buruk dan keterlambatan perkembangan pada anak-anak. Kekurangan vitamin B12 yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan saraf ireversibel.
Jumlah vitamin B12 yang kurang dari cukup pada wanita hamil negara di negara kurang berkembang. Frekuensi kekurangan yang dilaporkan di antara vegetarian dan vegan di negara maju sangat bervaariasi antara kelompok usia.
Bahkan kadar vitamin B12 yang rendah, tetapi tidak cukup untuk digolongkan sebagai kekurangan, mungkin berakibat buruk bagi kesehatan dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh vegan untuk mencegah defisiensi mikronutrien?.
Mereka disarankan mengonsumsi makanan yang kaya tambahan vitamin dan mineral, serta mengonsumsi suplemen. Tetapi penggunaan suplemen sering ditentang oleh mereka yang menerapkan pola makan nabati dan telah dilaporkan mengganggu penyerapan nutrisi penting lainnya.
Suplemen vegan yang berasal dari tumbuhan cenderung memiliki aktivitas biologis yang rendah pada manusia. Misalnya, penelitian menunjukkan suplemen vitamin D2 yang ramah-vegan kurang efektif dalam meningkatkan kadar vitamin D dibandingkan suplemen vitamin D3. Suplemen lainnya, seperti B12, mungkin sebagian besar tidak aktif dalam tubuh.