REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penelitian baru di AS menemukan tetap aktif di usia tua, baik dengan berolahraga maupuan hanya melakukan pekerjaan rumah membantu mempertahankan daya ingat dan keterampilan berpikir. Hal ini bahkan membantu mereka yang memiliki tanda-tanda demensia.
Seperti yang dilansir di Malay Mail, para peneliti di Rush University Medical Center melakukan studi baru dengan mengamati 454 orang dewasa yang lebih tua, 191 di antaranya memiliki demensia dan 263 di antaranya tidak. Peserta diberikan ujian fisik dan diminta menyelesaikan tes berpikir dan memori setiap tahun selama 20 tahun.
Selain itu, rata-rata dua tahun sebelum kematian, para peserta juga diminta mengenakan akselerometer untuk mengukur aktivitas fisik mereka selama tujuh hari. Dengan menggunakan data yang dikumpulkan, para peneliti dapat menghitung skor aktivitas harian rata-rata yang diukur dalam hitungan per hari.
Rata-rata keseluruhan adalah 160 ribu hitungan per hari. Orang tanpa demensia rata-rata 180 ribu hitungan per hari. Sementara orang dengan demensia rata-rata 130 ribu hitungan per hari.
Karena semua peserta juga sepakat menyumbangkan otak mereka untuk penelitian setelah kematian mereka, dengan usia rata-rata pada kematian 91 tahun, para peneliti dapat memeriksa jaringan otak yang disumbangkan untuk mencari lesi dan penanda biologis dari demensia dan penyakit Alzheimer. Temuan yang dipublikasikan dalam Neurology menunjukkan tingkat pergerakan harian yang lebih tinggi terkait dengan kemampuan berpikir dan daya ingat yang lebih baik,. Bahkan dengan sedikit peningkatan aktivitas yang muncul untuk mengurangi risiko demensia.
Mereka yang memiliki keterampilan motorik yang lebih baik, serta membantu gerakan dan koordinasi juga memiliki keterampilan berpikir dan daya ingat yang lebih baik. Aktivitas fisik juga tampak meningkatkan skor tes bahkan setelah para peneliti memperhitungkan tingkat keparahan lesi otak partisipan. Tim peneliti menemukan hubungan itu konsisten pada kedua orang yang menderita demensia dan orang yang tidak menderita demensia.
“Kami mengukur tingkat aktivitas fisik dalam peserta studi rata-rata dua tahun sebelum kematian mereka, dan kemudian memeriksa jaringan otak yang disumbangkan setelah kematian, dan menemukan gaya hidup yang lebih aktif cenderung memiliki efek perlindungan pada otak,” kata pemimpin penulis makalah studi, Aron S Buchman.
Orang yang bergerak lebih banyak memiliki kemampuan berpikir dan daya ingat yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang lebih banyak duduk dan tidak banyak bergerak sama sekali. Tim mencatat, meskipun olahraga dapat membantu melindungi otak seiring bertambahnya usia, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki hubungan ini.
"Olahraga adalah cara yang murah untuk meningkatkan kesehatan, dan penelitian kami menunjukkan itu mungkin memiliki efek perlindungan pada otak," kata Buchman. Tetapi penting untuk dicatat penelitian mereka tidak menunjukkan sebab dan akibat.
Ketika orang kehilangan ingatan dan keterampilan berpikir, mereka mengurangi aktivitas fisik mereka. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah bergerak lebih banyak benar-benar bermanfaat bagi otak.