Kamis 24 Jan 2019 10:54 WIB

Berbohong Memengaruhi Hubungan dan Kesehatan

Membangun hubungan di atas kebohongan sama seperti membangun rumah di atas pasir.

Rep: MGROL116/ Red: Ani Nursalikah
Berbohong ternyata konsekuensi ke kesehatan mental atau otak.
Foto: Flickr
Berbohong ternyata konsekuensi ke kesehatan mental atau otak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mungkin bagi sebagian orang, berbohong mudah dilakukan. Bahkan, tidak jarang itu menjadi sebuah kebiasaan. Meski berbohong dalam hal kecil. Namun, tahukah Anda ternyata berbohong dapat memberikan dampak untuk hubungan dan kesehatan Anda?

Dikutip di Mind Body Green, berbohong tidak hanya akan menimbulkan rasa bersalah, tetapi juga memberikan dampak lain. Alasan sebenarnya orang tidak dapat sepenuhnya percaya pada dirinya sendiri dan impiannya adalah karena di dunia nyata, orang tersebut tidak sepenuhnya menjadi diri sendiri. Banyak orang yang sebenarnya berpura-pura dan tidak menunjukkan jati diri asli.

Lebih buruk lagi, berbohong juga dapat mempengaruhi kesehatan. Para peneliti dari University of Notre Dame, Anita Kelly dan Lijuan Wang, mengungkap dampak berbohong bagi kesehatan yang mereka tulis dalam buku A Life Without Lies: How Living Honestly Can Affect Health.

Mereka menemukan rata-rata orang Amerika melakukan sekitar 11 kebohongan per pekan. Dalam penelitian terhadap 110 orang selama 10 pekan, ketika setengah dari peserta berhenti mengatakan kebohongan besar dan kecil, kesehatan mereka meningkat secara signifikan.

Beberapa efek lain dari berbohong, antara lain.

  • Berbohong menciptakan kenyataan. Kita berbohong karena ingin hal itu berlalu, tapi yang terjadi justru sebaliknya.
  • Berbohong menyembunyikan dirimu yang sebenarnya. Jika Anda berbohong cukup lama, makan Anda menjadi kebohongan itu.
  • Kebohongan dapat menjadi masalah di tempat lain.
  • Kebohongan mengucilkan Anda.

Membangun hubungan di atas dasar kerahasiaan dan kebohongan sama seperti membangun rumah di atas pasir. Anda tidak dapat mempertahankan hubungan yang mendalam dengan orang-orang tidak melihat sisi Anda yang sebenarnya.

Ketika tidak mengatakan apa yang benar-benar Anda pikirkan, orang tidak akan mengenal Anda. Anda tidak pernah merasa sepenuhnya dicintai karena menutupi diri Anda yang sebenarnya.

Jadi, bagi yang terbiasa berbohong baik pada orang lain atau pun pada diri sendiri bisa belajar untuk lebih jujur. Belajar mengatakan yang sebenarnya adalah seni.

Jika Anda dapat mulai melihat dan merasakan perbedaan antara siapa diri Anda saat Anda jujur ​​dan siapa diri Anda saat Anda tidak jujur, Anda bisa menemukan kuncinya. Untuk memiliki cinta sejati, keintiman, dan hubungan nyata, tidak harus menerangi sisi gelap dengan berbohong, tetapi lebih baik mengatakan kejujuran meski tentang hal-hal sulit.

Ketika Anda benar-benar transparan, semua orang dalam hidup Anda mendapatkan Anda yang sebenarnya tanpa pencitraan. Anda merasa benar-benar hidup, jujur, dan sepenuhnya berurusan dengan hidup Anda.

Para peneliti mengatakan mereka yang berusaha menghilangkan kebiasaan berbohong dan melakukan percakapan yang sulit untuk menyelesaikan masalah besar, ternyata dapat merasakan kelegaan nyata dari gejala depresi. Setiap orang memiliki daftar dusta. Mulailah dengan membuat milik Anda.

Beberapa mudah diperbaiki dan beberapa tidak. Ketahui kebohongan Anda. Pilih satu kebohongan yang akan Anda hilangkan sama sekali.

Bangga ceritakan pada diri sendiri dan bagaimana Anda melakukannya. Lakukan percakapan yang menurut Anda sulit. Tak perlu khawatir, Anda bisa berpikir sulit mungkin karena Anda belum mencobanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement