REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut sebuah studi baru, menonaktifkan Facebook hanya selama empat pekan dapat mengarah pada peningkatan kesehatan mental orang. Dilansir di Independent, para peneliti di New York University dan Stanford University mempelajari dampak berhenti dari jaringan sosial pada perilaku dan keadaan pikiran mereka.
Dengan judul The Welfare Effects of Social Media, studi ini berlangsung menjelang pemilihan paruh waktu 2018. Studi melibatkan 2.844 pengguna yang menggunakan platform media sosial selama lebih dari 15 menit setiap hari.
Penonaktifan Facebook di antara para peserta menghasilkan peningkatan aktivitas offline seperti bersosialisasi dengan keluarga dan teman. Ini juga menyebabkan peningkatan kesejahteraan subjektif. Namun, itu juga menyebabkan orang tersebut kurang mendapat informasi tentang peristiwa terkini.
Para peneliti juga menemukan orang-orang yang menonaktifkan akun Facebook mereka lebih cenderung melihat penurunan terus-menerus dalam penggunaan aplikasi setelah percobaan. "Studi kami menawarkan bukti eksperimental skala terbesar yang tersedia hingga saat ini tentang cara Facebook mempengaruhi serangkaian tindakan kesejahteraan individu dan sosial," kata para peneliti.
Selain itu, penonaktifan membuat orang menghargai dampak positif dan negatif Facebook pada kehidupan mereka. Facebook tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Independent.
Dalam sebuah pernyataan kepada The Washington Post, seorang juru bicara mengatakan tim-timnya sedang berupaya membina hubungan yang berarti di seluruh platformnya. "Ini adalah salah satu dari banyak studi tentang topik ini dan harus dipertimbangkan dengan cara itu," kata mereka.