Selasa 23 Apr 2019 14:59 WIB

PPK dan Aparat Keamanan yang Kawal Pemilu Berisiko Strok

PPK dan aparat keamanan hadapi risiko strok karena beban berat selama Pemilu 2019

Pasien penderita strok saat dirawat di sebuah rumah sakit.
Foto: dok.Republika
Pasien penderita strok saat dirawat di sebuah rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan aparat keamanan yang menjaga tempat perhitungan suara real count di tingkat kecamatan berisiko terserang strok. Mereka menghadapi risiko strok karena beban tugas dan tanggung jawab yang berat dalam mengawal suksesnya Pemilu 2019.

"Dari hasil pemeriksaan yang kami lakukan hari ini, sebagian besar para petugas tensinya di atas normal, bahkan ada yang tensinya sampai 190. Tentu hal ini sangat rawan dan berisiko strok," ujar Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Kaltim, Nataniel Tandirogang, di Samarinda, Selasa (23/4).

Baca Juga

Hal itu ia katakan saat bersama tim kesehatan melakukan pemeriksaan di areal perhitungan suara oleh PPK Kecamatan Samarinda Kota, Samarinda. Ia menyarankan bagi siapa saja yang tensinya di atas normal, segera memeriksakan kesehatan ke puskesmas terdekat atau pelayanan kesehatan lain. Mereka harus mendapatkan obat dan beristirahat yang cukup.

Dalam giat ini pihaknya hanya melakukan pemeriksaan ringan dan tidak membawa obat namun hanya memberikan vitamin atau suplemen untuk menjaga kebugaran petugas PPK. Nataniel juga mengatakan seluruh Kaltim hari ini serentak dilakukan pemeriksaan kesehatan ke semua PPK yang tersebar di 10 kabupaten/kota.

"Khusus dari petugas kepolisian yang kami periksa hari ini, banyak yang tensinya di atas normal. Ada yang 150 dan ada yang 190. Di sini juga ada komandannya yang ikut, jadi saya harapkan bisa memberikan solusi ke anggotanya," kata Nataniel.

Kapolsek Samarinda Kota Kompol Nur Kholis yang ikut melakukan pemeriksaan mengatakan sejak awal ia terus mengingatkan kepada anggotanya untuk selalu menjaga kesehatan. Menurutnya yang mengetahui sehat atau kurang sehat adalah diri sendiri.

Untuk itu, ketika fisik dirasa mulai lemah atau agak meriang, maka harus minum vitamin, mengonsumsi suplemen, dan istirahat setelah jam kerja untuk memulihkan stamina. "Teman-teman ini kan bertugas 12 jam. Jadi setelah bertugas harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk beristirahat. Jangan melakukan hal-hal yang tidak penting karena kurangnya istirahat juga bisa memicu fisik jadi drop," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement