REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dan mengantisipasi penyakit-penyakit menular yang biasa terjadi di musim kemarau. Penyakit tersebut identik dengan sedikitnya curah hujan dan terbatasnya sumber air.
"Yang sering terjadi di musim kering selain diare, infeksi saluran napas atas (ISPA), juga penyakit mata, dan flu, serta campak" kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI, Wiendra Waworuntu saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Wiendra menjelaskan, diare paling sering terjadi pada musim kemarau. Diare marak karena keterbatasan sumber air menyusul curah hujan yang menurun. Terlebih jika air tersebut telah tercemar oleh bakteri e-coli.
Pada kondisi air yang sedikit, konsentrasi kuman atau bakteri dan juga virus akan lebih banyak. Sementara itu, dalam kondisi volume air yang lebih banyak, bakteri cenderung tidak terjangkau saat penggunaan air.
Pada kondisi yang kering juga bisa memungkinkan partikel debu berterbangan di udara dan menginfeksi organ-organ tubuh manusia yang memiliki kontak dengan bagian luar, seperti selaput mata, hidung, ataupun mulut. Oleh karena itu pada musim kemarau dengan kelembaban udara yang kering berisiko terkena penyakit mata, ISPA, ataupun flu.
Penyakit-penyakit seperti flu, sakit mata, dan campak disebabkan oleh virus dan bakteri yang bisa menular ke orang lain. Wiendra menyarankan untuk menggunakan masker bila berada di luar ruangan, terlebih jika sudah terserang flu sehingga tidak menular ke orang lain.
"Campak biasanya terjadi pada anak sekolah jadi sebaiknya tidak masuk sekolah dulu selama masih ada ruam dan begitu juga jika terkena penyakit mata," kata dia.
Wiendra mengimbau masyarakat untuk mencegah terserang penyakit menular, khususnya yang terjadi di musim kemarau, dengan menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergizi agar tidak mudah sakit. Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk menjaga kebersihan untuk menghindari bakteri atau virus yang menjadi penyebab penyakit menular.