REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurunkan berat badan tak mesti melakukan banyak latihan yang rumit. Penelitian baru menemukan bahwa latihan sederhana namun intensitas tinggi latihan mampu tiga kali lipat menurunkan berat badan.
Dilansir dari Spring.org.uk, Ahad (18/8), latihan itu dikenal dengan nama High Intensity Interval Training (HIIT). Latihan ini dapat membakar lebih banyak kalori dalam periode waktu yang lebih singkat.
Latihan ini pun tidak memerlukan peralatan khusus. Semuanya dapat dilakukan di rumah dalam waktu kurang dari setengah jam. Gerakan yang dilakukan antara lain jumping jacks, squat, step up, dan push up.
Jenis-jenis latihan interval yang umum dilakukan 30 detik diikuti dengan pemulihan empat menit pada intensitas yang jauh lebih rendah. Pelatihan interval juga dapat dilakukan di atas sepeda, berlari, jogging, jalan cepat, atau dengan berbagai latihan lainnya. Penelitian ini melibatkan 36 orang berusia 70 tahun. Mereka memiliki lemak visceral (perut) melebihi setengah kilogram pada wanita dan 1,8 kg pada laki-laki. Mereka mengikuti kursus pelatihan interval 10 pekan.
Pelatihan interval dimulai hanya 18 menit per hari, tiga kali per pekan. Itu dilakukan 40 detik latihan diikuti 20 detik istirahat. Selama 10 pekan penelitian, mereka berlatih hingga 36 menit latihan per hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan interval tiga kali lipat dari kehilangan lemak perut. Apabila itu dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak berolahraga.
Efek latihan lebih kuat untuk laki-laki daripada wanita dalam penelitian ini. Penulis studi menyimpulkan: “Sebagai kesimpulan, temuan utama dari percobaan ini adalah bahwa 10 pekan latihan interval progresif yang kuat menurunkan total (massa lemak) FM hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan kelompok kontrol sambil meningkatkan massa otot."
"Hasil-hasil ini sebelumnya diketahui berhubungan dengan peningkatan kesehatan kardiometabolik dan penurunan risiko CVD."
Sekitar sepertiga dari orang di atas 65 kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan osteoartritis.