Senin 19 Aug 2019 04:59 WIB

Kena Kanker Limfoma, Wanita Inggris Lakukan Gugatan Hukum

Kanker tersebut diduga terakit dengan pemasangan implan payudara.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Teguh Firmansyah
Sel kanker kelenjar getah bening atau limfoma.
Foto: webpathology
Sel kanker kelenjar getah bening atau limfoma.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dua puluh wanita di Inggris akan mengambil tindakan hukum setelah didiagnosis menderita kanker yang terkait dengan implan payudara mereka. Ahli bedah menilai para korban tak ubahnya seperti 'kelinci percobaan' karena mereka tidak diberitahu tentang risiko yang mungkin mereka hadapi pasca-implan payudara.

Badan Pengawas Obat-obatan dan Produk Kesehatan, yang mengatur perangkat medis di Inggris, saat ini masih mengumpulkan data tentang perempuan yang terkena kanker langka limfoma sel besar anaplastik (BIA-ALCL). Kanker getah bening itu merusak sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga

Risiko kanker langka ini diperkirakan berdampak pada satu dari setiap 24.000 implan yang terjual. Selama ini, lebih dari 50 wanita telah didiagnosis menderita kanker itu.

Salah satu produsen, Allergan, telah mengeluarkan penarikan di seluruh dunia dari beberapa implan bertekstur, yang dikaitkan dengan sebagian besar kasus limfoma terkait implan payudara.

Linzy Bromfield (50 tahun) adalah salah satu wanita yang mengambil tindakan hukum. Dia melakukan implan payudara pada tahun 2005 setelah memiliki dua anak. Namun menurut Bromfield, 13 tahun kemudian ia mendapati satu payudara menjadi sangat bengkak dna mengeluarkan cairan sehingga dia tidak bisa memakai bra.

Setelah diperiksa, ternyata ia didiagnosis terkena kanker limfoma terkait implan. Dokter pun memutuskan untuk mengangkat kedua implan dan setelah itu Bromfield terbebas dari kanker.

Ketua kelompok penasihat ahli bedah yang memantau kasus kanker untuk MHRA, Nigel Mercer mengungkap bahwa selama ini wanita tidak diberi informasi yang cukup tentang potensi risiko implan payudara.

"Ada perempuan yang diberi tahu apapun risiko dari implan, itu berarti kita hampir menggunakan seluruh populasi kita (manusia) sebagai kelinci percobaan,” kata Nigel, dilansir Telegraph, Ahad (18/8).

Karenanya dia mengajak semua pihak untuk bertanggung jawab dan profesional dengan memberitahu risiko implan payudara. Sehingga diharapkan semakin banyak wanita yang memahami dan meningkatkan kesadaran terkait bahaya dari implan payudara.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement