REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jarang mengganti pembalut saat menstruasi dapat memicu terjadinya beberapa masalah kesehatan, khususnya di area organ reproduksi. Pembalut yang digunakan terlalu lama dapat menjadi sarana berkembangnya kuman.
Kuman atau bakteri ini nantinya dapat menyebabkan infeksi di saluran reproduksi maupun infeksi di saluran kemih. "Jika jarang ganti pembalut maka bakterinya akan cepat sekali berkembang dan bisa menyebabkan keputihan," terang dokter pengelola poli PKPR PKC Grogol Petamburan Jakarta Barat, Ninin Anggreani.
Meski memiliki aktivitas padat di sekolah, remaja putri tetap harus meluangkan waktu untuk mengganti pembalut saat menstruasi. Remaja putri perlu mengganti pembalut minimal lima kali sehari saat sedang menstruasi, khususnya di fase-fase deras.
"Biasanya kan hari pertama-kedua itu deras banget. Nah itu bisa sampai lima kali sehari," lanjut Ninin.
Dia mengatakan remaja putri perlu mengganti pembalut sebelum berangkat ke sekolah. Setelah itu, remaja putri disarankan untuk mengganti pembalut sekali saat sedang di sekolah.
Pembalut kembali harus diganti ketika sudah pulang ke rumah. Setelah itu, penggantian pembalut juga disarankan setelah mandi sore dan saat akan tidur malam. "Yang penting kebersihan, karena di situ kan kotor," jelas Ninin
Ada remaja putri yang jarang berganti pembalut ketika sedang menstruasi. Kecenderungan ini dipengaruhi oleh beragam faktor. Mulai dari kondisi toilet sekolah yang kurang mendukung, tidak adanya tempat sampah tertutup, malu membawa pakaian dalam dan pembalut cadangan, hingga rasa malas.
"Ada siswi yang hanya mengganti pembalut sekali sehari," ungkap guru pembina UKS MTS Negeri 10 Enah Suryanah dalam peringatan Hari Remaja Sedunia bersama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DKI Jakarta belum lama ini.