Jumat 23 Aug 2019 08:49 WIB

Aktivitas Fisik Ringan Dapat Kurangi Risiko Kematian Dini

Peneliti merekomendasikan orang untuk duduk lebih sedikit, beraktivitas lebih banyak.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Jalan Cepat. Dua setengah hingga lima jam per pekan dari aktivitas jalan cepat kurangi risiko penyakit.
Foto: Pixabay
Jalan Cepat. Dua setengah hingga lima jam per pekan dari aktivitas jalan cepat kurangi risiko penyakit.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Penelitian baru di Eropa telah menemukan lebih banyak bukti yang menunjukkan aktivitas fisik dengan intensitas apapun dapat membantu menurunkan risiko kematian dini. Sementara itu, menghabiskan terlalu banyak waktu untuk berpindah-pindah dapat memiliki efek sebaliknya.

Studi ini dipimpin oleh para peneliti di Sekolah Ilmu Olahraga Norwegia di Oslo Norwegia. Studi baru ini menganalisis data dari delapan studi berkualitas tinggi yang mencakup total 36.383 orang dewasa berusia setidaknya 40 tahun dan dengan usia rata-rata 62 tahun.

Baca Juga

Dalam studi tersebut, aktivitas fisik diukur dengan akselerometer, perangkat yang dapat dipakai yang melacak jumlah dan intensitas aktivitas selama jam bangun. Data yang digunakan untuk mengelompokkan peserta ke dalam kelompok tergantung pada intensitas aktivitas mereka.

Temuan ini, yang diterbitakan oleh BMJ, Kamis (22/8), menunjukkan setelah memperhitungkan faktor-faktor yang berpotensi berpengaruh, setiap tingkat aktivitas fisik, apapun intensitasnya, dikaitkan dengan risiko kematian yang jauh lebih rendah.

Selain itu, peningkatan waktu yang dihabiskan secara aktif dikaitkan dengan penurunan tajam dalam jumlah kematian, bahkan ketika aktivitas berintensitas ringan. Sebaliknya, menghabiskan sebagian besar dalam kondisi duduk selama 9,5 jam atau lebih dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian yang signifikan secara statistik, dengan tim menemukan kematian sekitar lima kali lebih banyak di antara peserta yang tidak aktif dibandingkan dengan mereka yang paling aktif.

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah berulang kali menyarankan yang telah berulang kali menyarankan perilaku duduk terus-menerus memiliki efek negatif pada kesehatan dan dikiatkan dengan kematian dini, sementara tetap aktif dapat meningkatkan kesempatan hidup yang lebih lama dan lebih sehat.

Pedoman merekomendasikan setidaknya 150 menit dengan intensitas sedang atau 75 menit aktivitas fisik yang kuat setiap pekan. Contoh aktivitas intensitas ringan adalah berjalan lambat, memasak, dan mencuci piring. Ativitas sedang termasuk jalan cepat, menyedot debu, memotong rumput, jogging dan membawa beban berat, atau menggali.

Para peneliti mencatat penelitian ini memang memiliki beberapa keterbatasan. Misalnya karena semua peserta berusia setidaknya 40 tahun, temuan ini mungkin tidak berlaku untuk orang yang lebih muda. Namun, ukuran sampel besar dan menggunakan akselerometer untuk mengukur aktivitas lebih akurat daripada mengandalkan pelaporan diri dari peserta.

Mereka menyimpulkan bahwa eorang harus duduk lebih sedikit dan bergerak lebih sering. Peneliti juga menambahkan mengembangkan cara membatasi waktu bergerak dan meningkatkan aktivitas di level manapun dapat sangat meningkatkan kesehatan dan mengurangi kematian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement