REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaturan pola makan atau diet tinggi lemak diketahui berkaitan dengan beberapa masalah kesehatan seperti masalah jantung hingga obesitas. Belum lama ini, terungkap bahwa diet tinggi lemak juga dapat mempengaruhi bagian pada otak yang mengatur nafsu makan.
Studi yang dimuat dalam jurnal Cell Metabolism ini mengungkapkan bahwa diet tinggi lemak turut berkontribusi pada ketidakberaturan di area hipotalamus otak. Hipotalamus merupakan bagian otak yang bertanggung jawab dalam mengontrol suhu tubuh, emosi, tidur, pencernaan, rasa lapar dan nafsu makan.
Tim peneliti dari Yale University mengungkapkan bahwa diet tinggi lemak bisa menstimulasi inflamasi hipotalamus. Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan pada metabolisme yang kemudian berujung pada munculnya keinginan untuk makan lebih.
Inflamasi ini muncul di hipotalamus pada hari ketiga setelah mengonsumsi diet tinggi lemak. Saat memantau inflamasi hipotalamus pada hewan coba, tim peneliti juga menemukan adanya perubahan fisik pada struktur sel mikroglial. Sel mikroglial berperan sebagai lini pertama pertahanan dari sistem saraf pusat, mengatur inflamasi.
"Ketika makanan mengandung lemak yang tinggi dan karbohidrat selalu tersedia, itu akan merugikan," terang tim peneliti, seperti dilansir Health 24.
Bukan berarti lemak sama sekali tidak boleh dikonsumsi. Konsumsi lemak tetap diperbolehkan selama tidak berlebihan.
Cleveland Clinic mengungkapkan bahwa orang dewasa membutuhkan asupan lemak sekitar 20-35 persen dari total kalori per hari. Bila seseorang membutuhkan asupan sekitar 2.000 kalori per hari, maka jumlah asupan lemak yang dibutuhkan adalah sekitar 44-77 gram.
Tentu jenis lemak yang dikonsumsi harus diperhatikan. Lemak yang baik dikonsumsi antara lain adalah lemak tak jenuh tunggal serta lemak tak jenuh ganda. Lemak tak jenuh tunggal bisa ditemukan pada minyak zaitun, kacang-kacangan, dan alpukat. Sedangkan lemak tak jenuh ganda bisa ditemukan pada minyak biji bunga matahari, minyak jagung, dan ikan salmon serta tuna.
Sebaliknya,asupan lemak jahat seperti lemak trans perlu dihindari. Alasannya, tidak ada kadar aman dalam konsumsi lemak trans. Ada beberapa contoh makanan yang biasanya mengandung lemak trans, seperti margarin, krim kopi bubuk, dan makanan kemasan.