REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan tak hanya minyak curah, minyak goreng kemasan yang digunakan berulang kali kali juga bisa menimbulkan efek kesehatan. Pemanasan berulang memunculkan lemak trans yang bisa menimbulkan gangguan jantung dan pembuluh darah.
Kepala Balitbangkes Kemenkes Siswanto mengatakan, Kemenkes tidak memiliki riset khusus mengenai bahaya kesehatan minyak curah. Namun, dia menjelaskan, secara umum bukan minyak curah atau minyak goreng kemasan yang berbahaya untuk kesehatan, melainkan minyak yang digunakan berulang kali.
"Minyak yang dipakai berkali-kali, baik minyak curah maupun minyak goreng kemasan menghasilkan lemak trans (trans fat) yang menyebabkan gangguan pembuluh darah dan jantung," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (8/10).
Siswanto menjelaskan, trans fat bisa terbentuk karena beberapa hal, yaitu pembuatan margarin dari minyak, proses hidrogenisasi, hingga proses penjernihan minyak. Lemak trans juga tercipta ketika proses penggorengan makanan.
"Karena itu, trans fat bisa terbentuk ketika memakai minyak curah atau minyak goreng kemasan untuk menggoreng makanan, apalagi digunakan berkali-kali," katanya.
Siswanto meminta masyarakat menggunakan minyak curah maupun minyak goreng kemasan digunakan berulang maksimal sebanyak tiga kali. Dia menjelaskan, semakin sering minyak ini digunakan untuk menggoreng maka kandungan lemak transnya semakin tinggi.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, per Januari 2020 minyak goreng curah tak lagi boleh beredar di pasaran karena dianggap tidak sehat dan higienis. Sebagai gantinya, minyak goreng kemasan akan dipasarkan secara masif dan harganya dijanjikan bakal terjangkau.