REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi menyebutkan, calon ibu yang merasa stres atau tertekan lebih memungkinkan melahirkan bayi perempuan. Menurut studi, seroang calon ibu yang merasa stres atau tertekan lebih berisiko keguguran apabila mengandung bayi laki-laki.
Para ilmuwan dari Universitas Columbia New York menyebutkan, banyak kasus perempuan tidak menyadari dirinya stres saat hamil. Padahal, stres berdampak buruk bagi perkembangan janin.
Dilansir melalui telegraph.co.uk, Selasa (15/10), tim peneliti mengkorelasikan hasil kelahiran dalam kelompok 187 perempuan hamil dengan 27 indikator stres psikososial, fisik, dan gaya hidup. Peneliti juga mencatat, jumlah perempuan stres jauh lebih besar dari perempuan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences ini menyebutkan, terdapat peningkatan atas kelahiran anak perempuan. Fenomena ini dijelaskan dengan fakta bahwa janin laki-laki membutuhkan waktu lebih lama dalam tahap perkembangan.
Janin laki-laki membutuhkan waktu lebih lama menyelesaikan tahap perkembangan. Kondisi ini membuatnya lebih rentan terhadap kondisi sub-optimal dalam rahim.
Profesor Catherine Monk, pemimpin dari penelitian ini mengatakan, perempuan yang berisiko dengan hal ini mungkin adalah mereka yang stres untuk jangka waktu lama. Biasanya, kondisi ini terjadi di awal kehamilan saat menderita stres ringan dan sedang.
"Tapi penelitian ini bukan dimaksudkan untuk membuat perempuan khawatir atau menyalahkan mereka," kata Monk.
Sebuah studi lain yang dilakukan King's College London terkait hal ini menunjukkan bahwa 67 persen perempuan hamil berusia di bawah 25 tahun menderita beberapa bentuk kesehatan mental. "Tapi yang jelas dari penelitian kami adalah bahwa kesehatan mental ibu penting, tidak hanya untuk ibu tetapi juga untuk masa depannya," kata Monk.