Jumat 10 Jan 2020 07:14 WIB

Tidur tak Kalah Menyehatkan dari Ngegym

Ada hormon menyehatkan yang bisa didapatkan saat tidur.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Ada hormon menyehatkan yang bisa didapatkan saat tidur (Ilustrasi Tidur)
Foto: Pixabay
Ada hormon menyehatkan yang bisa didapatkan saat tidur (Ilustrasi Tidur)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan berolahraga merupakan salah satu kunci untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Akan tetapi, mendapatkan tidur yang cukup ternyata juga dapat memberi manfaat yang tak kalah menyehatkan dibandingkan berolahraga ke gym.

Dr Guy Meadows yang mengembangkan Somneo Sleep and Wake-up Light dari Philips mengungkapkan bahwa tidak mendapatkan tidur yang cukup berkaitan dengan persentase lemak tubuh yang lebih tinggi.

Baca Juga

"Tidur kurang dari 7-8 jam per malam berkaitan dengan persentase lemak tubuh lebih tinggi," tukas Meadows, seperti dilansir OK! Magazine, Jumat (10/1).

Studi mengungkapkan bahwa orang-orang yang tidur dengan durasi rata-rata enam jam per malam memiliki risiko 27 persen lebih tinggi terhadap kegemukan. Selain itu, orang-orang yang tidur dengan durasi rata-rata lima jam per malam memiliki risiko 73 persen lebih tinggi terhadap kegemukan.

Kecenderungan ini dinilai berkaitan dengan hormon di dalam tubuh, terutama Ghrelin dan Leptin. Ghrelin merupakan hormon yang mengatur nafsu makan dan seberapa besar rasa lapar yang dirasakan seseorang.

"Sedangkan Leptin mengatur rasa kenyang, tanda untuk berhenti makan," terang Meadows.

Berdasarkan studi, lanjut Meadows, kadar Ghrelin akan meningkat dan kadar Leptin akan menurun ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup di malam hari. Artinya, kurang tidur akan membuat seseorang merasa lebih lapar dan lebih sulit merasa kenyang. Kondisi ini akan memicu orang yang kurang tidur untuk makan lebih banyak.

Tak hanya itu, studi  yang dilakukan oleh Uppsala University juga mengungkap bahwa orang yang kurang mendapatkan tidur akan memiliki dorongan lebih tinggi untuk makan di keesokan harinya. Dorongan makan ini bisa 45 persen lebih tinggi dibandingkan normal.

Studi menunjukkan bahwa orang-orang yang kurang tidur cenderung memilih makanan kurang sehat ketika sudah terbangun. Makanan yang mereka pilih untuk dikonsumsi umumnya berupa makanan berkalori lebih tinggi. Peneliti menilai kecenderungan memilih makanan berkalori tinggi ini dipengaruhi oleh penurunan tekad dan peningkatan sikap impulsif akibat kurang tidur.

"Studi menunjukkan bahwa individu yang kurang tidur memilih makanan dengan kalori rata-rata 9 persen lebih tinggi dibandingkan individu yang cukup tidur," tutur Meadows.

Temuan ini menunjukkan bahwa kecukupan dan kualitas tidur tak hanya penting bagi kesehatan dan kebugaran tubuh seperti halnya berolahraga. Namun, kurang tidur juga dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk menjadi gemuk dan memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement