REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Satu dari lima kematian di dunia disebabkan oleh sepsis atau dikenal sebagai keracunan darah. Studi di University of Washington memperkirakan 11 juta orang per tahun meninggal akibat sepsis. Jumlah ini lebih banyak daripada yang meninggal akibat kanker.
Dilansir di BBC pada Jumat (17/1), para peneliti mengatakan angka ini mengkhawatirkan karena dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya. Sebagian besar kasus terjadi di negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah, tetapi bahkan negara-negara kaya pun menghadapi sepsis.
Sepsis juga dikenal sebagai pembunuh tersembunyi karena sangat sulit dideteksi. Ini disebabkan oleh sistem kekebalan yang bekerja berlebihan. Alih-alih hanya memerangi infeksi, infeksi juga mulai menyerang bagian tubuh lainnya.
Pada akhirnya hal ini dapat menyebabkan kegagalan organ. Bahkan orang yang selamat dapat dibiarkan dengan kerusakan dan kecacatan jangka panjang. Bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi diare atau penyakit paru-paru adalah pemicu utama sepsis.
Mayoritas kasus atau 85 persen ada di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Anak-anak paling berisiko dengan empat dari 10 kasus pada anak di bawah usia lima tahun.
Tetapi bahkan di Inggris, sepsis adalah sebuah tantangan. Tingkat kematian lebih tinggi daripada di negara-negara seperti Spanyol, Prancis, dan Kanada.
Laporan menunjukkan ada sekitar 48 ribu kematian akibat sepsis di Inggris setiap tahun. Ada dorongan besar dalam layanan kesehatan untuk mengidentifikasi tanda-tanda sepsis lebih cepat dan untuk memulai perawatan.
Perkiraan global sebelumnya, yang menghasilkan 19 juta kasus dan 5 juta kematian, didasarkan hanya pada segelintir negara barat. Analisis ini, yang diterbitkan di Lancet dan berdasarkan catatan medis dari 195 negara, menunjukkan ada 49 juta kasus per tahun.
Sebanyak 11 juta kematian akibat sepsis merupakan satu dari lima kematian di seluruh dunia. "Saya telah bekerja di perdesaan Uganda dan sepsis adalah apa yang kami lihat setiap hari. Rekan-rekan saya yang merawat pasien di negara berpenghasilan rendah dan menengah setiap hari telah mengatakan ini selama bertahun-tahun, bahwa sepsis adalah masalah utama," kata peneliti, asisten profesor Kristina Rudd.
"Jadi saya tidak terlalu terkejut, di sisi lain saya tidak berharap itu menjadi dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya," tambahnya. Berita baiknya dalam analisis ini adalah bahwa kasus dan kematian telah menurun sejak 1990. Harapannya adalah memahami skala sebenarnya dari masalah akan meningkatkan kesadaran dan menyelamatkan lebih banyak nyawa.