REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono menjelaskan, sejauh ini virus corona jenis baru yang bersumber di Wuhan, China, belum ditemukan menginfeksi orang di Indonesia. Ia mengatakan, itu tidak berarti Indonesia steril.
"Tetapi kenapa kita masih sehat? Karena penularan suatu penyakit itu melibatkan host, lingkungan, dan agennya. Nah, dalam kasus ini, agennya itu nCoV, host-nya itu kita, manusia. Untuk lingkungannya, di Hubei iklimnya seperti apa? Dingin, sementara di sini kan panas. Mungkin itu salah satu hal yang berpengaruh virus corona Wuhan belum ditemukan di Indonesia," ujarnya.
Anung mengaku, sebenarnya ia sendiri tidak yakin kalau virus corona jenis baru tidak ada Indonesia. Tetapi, bisa jadi virus ini belum tampak menginfeksi orang di Indonesia karena daya tahan tubuh membuat pertahanan dari virus yang belum ada penawarnya itu.
Selain itu, Anung juga mengingatkan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pihaknya juga mengobservasi dan memantau mereka yang diduga terinfeksi sejak dini.
Di satu sisi, Anung meminta masyarakat juga bisa melakukan pengawasan pasif , yaitu ikut mendorong siapapun yang dikenal yang diduga terinfeksi virus corona supaya memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan. Tak hanya itu, ia juga menyerukan masyarakat juga menjaga daya tahan tubuh supaya tidak terinfeksi virus tersebut.
Anung menyebutkan, kunci menangkal virus corona adalah gerakan hidup sehat, cukup istirahat, cukup makan, dan berolahraga. Selain itu, ia menyebutkan vitamin bisa diminum, tetapi itu bukan yang utama.
Sementara itu, menyusul penetapan status darurat kesehatan global virus corona jenis baru (2019-nCoV) oleh badan kesehatan dunia (WHO), Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Waworuntu menjelaskan, status ini berarti semua negara harus siaga. Indonesia pun harus siaga karena virus ini sudah menyebar hingga ke negara tetangga.
"Dekat banget nih menginfeksi di Malaysia, Singapura, hingga Australia," ujarnya saat konferensi pers update kesiapan tiga rumah sakit menanhani virus, di Kemenkes, di Jakarta, Jumat (31/1).
Wiendra mengatakan, pihaknya lebih reaktif dalam menyediakan sumber daya manusia (SDM) dan stok obat. Di samping itu, peningkatan kapasitas rumah sakit juga dilakukan.
Kemenkes pun terus memperbarui pengetahuan mengenai virus ini hingga memastikan akurasi datanya. Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan kolaborasi dan koordinasi untuk menghadapi ancaman virus ini.