REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan dari berbagai laboratorium dunia sedang berpacu dengan waktu untuk membuat vaksin yang dapat melindungi masyarakat dunia dari ancaman virus corona tipe baru 2019-nCoV yang menyebar dengan cepat. Namun, butuh waktu yang cukup lama sampai vaksin ini bisa benar-benar digunakan secara luas dengan aman dan efektif.
"Kami sudah cukup tahu. Kami bisa melakukannya. Kami sebenarnya bisa membuat vaksin di lab dalam dua pekan," ungkap profesor di bidang ilmu vaksin dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai, Florian Krammer, seperti dilansir Health24.
Meski vaksin bisa dikembangkan dan dibuat dengan cepat di laboratorium, bukan berarti vaksin tersebut bisa langsung digunakan secara luas. Alasannya, vaksin baru harus memenuhi beragam aturan perizinan terlebih dahulu dan melalui proses produksi berskala besar. Semua proses membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan.
Krammer menyadari bahwa kekhawatiran terhadap virus corona 2019-nCoV cukup besar di tengah masyarakat dunia. Krammer menilai risiko-risiko yang dibawa oleh 2019-nCoV memang nyata sehingga wabah ini perlu ditangani dengan sangat serius.
"Kita tidak tahu kemana dia akan mengarah. Mungkin dia bisa dihentikan. Mungkin dia tidak bisa dihentikan," kata Krammer.
Ada banyak laboratorium yang mengadaptasi vaksin virus corona sebelumnya untuk mengembangkan vaksin baru. Beberapa vaksin virus corona terdahulu yang kembali diadaptasi adalah vaksin untuk SARS dan MERS.
"Ada vaksin SARS dan MERS yang bekerja. Kami bisa langsung membuat sebuah vaksin dengan virus corona baru, berdasarkan kedua vaksin sebelumnya," tutur Krammer.
Krammer mengatakan, laboratorium tempatnya bekerja menempuh cara tersebut. Dia juga meyakini ada sekitar 50 laboratorium di Amerika Serikat yang juga melakukan hal yang sama saat ini.
Sebagai contoh, ahli virus dari University of Queensland Keith Chappel mengungkapkan bahwa laboratorium tempatnya bekerja sedang bekerja cepat untuk memproduksi vaksin dengan menggunakan urutan genetik dari 2019-nCoV. Urutan genetik 2019-nCoV ini sebelumnya telah berhasil dipecahkan oleh peneliti China dan dibagikan ke seluruh dunia untuk membantu pengembangan vaksin.
Senada dengan Krammer, ilmuwan dari Johns Hopkins Center for Health Security Dr Amesh Adalja mengatakan, vaksin untuk 2019-nCoV mungkin bisa memasuki tahap uji klinis dalam kurun waktu satu tahun. Namun, Adalja memperkirakan vaksin virus corona baru ini tidak akan tersedia secara komersil dalam kurun waktu yang sama.
"Saya tidak berekspektasi vaksin virus corona akan tersedia secara komersil dalam satu tahun," ujar Adalja.
Saat ini, beberapa pelaku industri farmasi besar juga turut mengembangkan vaksin virus corona tipe baru. Beberapa di antaranya adalah perusahaan bioteknologi dari Massachusetts yaitu Moderna, perusahaan bioteknologi dari Philadelphia, yaitu Inovio, dan pemimpin industri farmasi, yaitu Johnson & Johnson.