Kamis 20 Feb 2020 01:39 WIB

Mengenal Crossfit, Olahraga Favorit Ashraf Sinclair

Penelitian menyebutkan tingkat cedera orang yang mengikuti crossfit capai 20 persen

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
fitness crossfit
Foto: menshealth.com/gettyimages
fitness crossfit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Almarhum aktor Ashraf Sinclair dikenal sebagai seorang yang bugar dan sangat aktif dalam berolahraga. Salah satu olahraga kegemarannya adalah crossfit, bahkan Ashraf hingga mendirikan klub olahraga ini bersama rekan- rekannya.

Crossfit adalah suatu bentuk pelatihan interval intensitas tinggi dengan melakukan latihan-latihan harian, seperti squat, push up, angkat beban dan lainnya, dipadukan dengan kontrol nutrisi. Latihan ini berlangsung selama jumlah waktu yang telah ditentukan sebelumnya untuk membantu membangun otot.

Dikutip dari Crossfit Journal, latihan- latihan ini dinilai sangat efektif karena penekanannya pada elemen beban, jarak dan kecepatan, yang membantu peserta mengembangkan tingkat daya yang tinggi.

Menurut pendiri Crossfit, Greg Glassman, latihan dapat berbeda setiap hari dan dimodifikasi untuk membantu setiap atlet mencapai tujuannya. Latihan CrossFit dapat disesuaikan untuk orang-orang di segala usia dan tingkat kebugaran.

"Resep CrossFit adalah intensitas dan gerakan fungsional yang terus bervariasi. CrossFit dapat digunakan untuk mencapai tujuan apa pun, dari peningkatan kesehatan hingga penurunan berat badan hingga kinerja yang lebih baik," jelas Greg.

Saat ini CrossFit dipraktikkan oleh anggota lebih dari 13 ribu gym yang berafiliasi di 120 negara. Sementara itu, meskipun banyak yang memuji keefektifan jenis latihan ini, ada beberapa risiko di dalamnya, sama seperti latihan intensitas tinggi lainnya.

Satu studi menemukan bahwa 20 persen dari peserta CrossFit yang disurvei melukai diri mereka sendiri saat melakukan latihan yang didukung CrossFit.

"Tingkat cedera CrossFit adalah sekitar 20 persen, yang berarti 20 persen orang yang melakukan latihan CrossFit secara teratur akan terluka di beberapa titik, ini termasuk tinggi untuk kegiatan olahraga semacam ini," kata Cuyler Hudson, ahli terapi fisik di Finish Line, dilansir di NBC News.

Menurut Hudson, cedera biasanya akan terjadi karena atlet yang kelelahan, yang menyebabkan postur mereka juga kelelahan. Hal ini akan mengakibatkan beban bergeser dari area yang seharusnya ke area yang tidak dapat menangani tekanan juga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement