Selasa 27 Mar 2018 16:23 WIB

Eksplorasi Menu Semur dan Perkedel di Hotel Semesta Semarang

Ini menu kuliner peninggalan kolonial Belanda yang sangat populer di masyarakat.

Menu semur dan perkedel.
Foto: Dokumen.
Menu semur dan perkedel.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Peninggalan kolonial yang masih bisa dinikmati bangsa Indonesia di era sekarang atau era milenial ini adalah pertukaran budaya kuliner dan cagar budaya gedung bangunan bernilai sejarah berunsur wisata.

Berkonsep Belanda Jawa inilah muncul ide dari Chef Ari Wibowo dari Hotel Semesta Semarang, Jawa Tengah, untuk mengeksplorasi menu kuliner peninggalan kolonial Belanda yang sangat populer di masyarakat Indonesia dengan adaptasi lidah Nusantara.

Di antaranya 'smoor', dari kata Belanda asli 'Stomerijj'. Stomerijj  berubah menjadi ‘semur’ karena saat penjajah yang memiliki pekerja Indonesia berteriak agar mereka memasak dalam 'stomerijj', namun yang didengar oleh pekerja Indonesia adalah smoor yang akhirnya menjadi semur.

Ciri dari masakan ini adalah kekuatan rempah yang mana memang Indonesia kaya akan rempah. Kemudian, 'fricadelle', dari kata Belanda asli yaitu 'frikadeller'.

Masyarakat menyebutnya perkedel, merupakan versi lokal dari frikadeller, gorengan berbahan kentang dan daging asal Belanda.  Makanan ini sebenarnya diadaptasi Belanda dari gorengan daging cincang dengan kentang tumbuk.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement