REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Starbucks Indonesia berkomitmen untuk menggencarkan program pengurangan limbah plastik. PT Sari Coffee Indonesia, pemegang lisensi resmi Starbucks Indonesia, mengumumkan bahwa "Starbucks Greener Nusantara" dimulai di Bali mulai Senin (1/10).
Direktur Starbucks Indonesia, Anthony Cottan, menjelaskan bahwa gerai Starbucks di Bali akan menjadi lokasi uji coba untuk menerapkan material-material 'hijau'. Program tersebut diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan.
"Greener Nusantara adalah langkah untuk menciptakan pendekatan strategis, mendukung pemerintah dan otoritas lokal sehingga semua orang akan sama-sama menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan," kata Anthony melalui pernyataan resminya.
Langkah konkret Starbucks adalah dengan mengganti sedotan plastik sekali pakai dengan sedotan berbahan dasar kertas yang aman digunakan. Namun, pengguna perlu memperhatikan masa ketahanan sedotan tersebut terendam air, yakni tiga puluh menit.
Untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik, Starbucks menggunakan gelas dengan tutup strawless lid. Tutup model ini memudahkan menyeruput minuman tanpa takut tumpah.
Pengaduk kopi dari plastik pun diganti dengan bahan kayu. Begitu pula gelas plastik untuk minuman dingin berganti gelas daur ulang dengan komponen berbahan recycled poly-ethylene terephthalate (RPET) dengan wadah bagian atas berbentuk strawless lid atau tutup dengan corong yang memudahkan minum tanpa sedotan.
Alih-alih kantong plastik yang sukar terurai, Starbucks menggunakan bio-cassava bag yang terbuat dari sari pati singkong. Sendok, garpu, dan pisaunya kini menggunakan bahan dasar pati jagung sebagai sumber yang terbaharui.
Program yang dimulai Starbucks Indonesia di Bali nantinya juga akan berlanjut ke-362 gerai seluruh Nusantara. Sejak Juli 2018, Starbucks telah mengumumkan komitmen global untuk tidak lagi menggunakan sedotan plastik yang ditargetkan tercapai pada 2020.
"Kami ingin memastikan bahwa Starbucks Indonesia tidak statis dan bekerja keras dengan cepat untuk memastikan komitmen ini terrealisasi tepat waktu," ungkap Anthony.
Selama ini Starbucks menggunakan pengaduk minuman panas dari bahan plastik. Mulai Oktober 2018, Starbucks beralih menggunakan pengaduk dari bahan kayu.