Kamis 24 Jan 2019 19:02 WIB

Mencicipi Satai Matang, Kuliner Khas Aceh

Nama sate matang diambil dari nama kota yaitu Matangglumpang Dua.

Red: Dwi Murdaningsih
Sate matang.
Foto: cookpad
Sate matang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Beberapa kendaraan, baik kendaraan umum maupun pribadi tampak terpakir di kiri kanan jalan nasional Medan (Sumut)-Banda Aceh. Lokasi ini berjarak  sekitar delapan kilometer dari pusat Kabupaten Bireuen, Aceh. Kepulan asap dari arang yang membakar potongan dadu daging kambing maupun sapi dalam tusukan bambu mambuat aromanya menyambar penciuman.

Kabupaten Bireuen merupakan salah satu daerah di Aceh, yang terkenal dengan destinasi wisata kuliner. Satai matang misalnya, kuliner yang satu ini merupakan yang paling melegenda, bahkan tidak hanya di Bireuen. Namanya tersohor di beberapa daerah yang ada di Ujung Barat Indonesia ini, bahkan hingga Medan, Sumatra Utara.

Meski kini sudah dapat ditemui di beberapa tempat namun tetap banyak wisatawan yang lebih memilih untuk menikmatinya langsung di tempat asal satai ini. Nama Sate Matang bukan berarti karena sate ini sudah dimasak kemudian menjadi matang, akan tetapi namanya diambil dari daerah tempat sate ini dikenalkan, sejak tahun 90-an, yaitu di Matangglumpang Dua.

Area itu kesohor sebagai pusat kuliner di Kabupaten Bireuen. Selama 24 jam, tempat ini nyaris tak pernah tidur. Ada saja pelintas antar-kota yang singgah.