REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sukiyaki. Siapa yang tidak kenal. Makanan berkuah bening gurih dengan potongan daging tipis dan sayur serta tahu itu bahkan sudah lama lebih populer sebagai kuliner Jepang daripada sushi di Tanah Air.
Tapi hanya di Isshin Central Park, Jakarta Barat, yang menyajikan sukiyaki secara berbeda. Mengapa beda, karena di Isshin sukiyaki tersaji berpadu dengan gaya kuliner Jepang donburi atau nasi dengan lauk di atasnya.
Isshin di Central Park memang tergolong mungil untuk ukuran restoran di dalam mal. Konsep intim namun disengaja karena sukiyaki di Isshin dimasak langsung di depan pemesannya dalam konsep dapur terbuka.
Rita Ongso, GM Corporate GF Culinary sebagai pemegang merek Isshin, mengatakan sukiyaki adalah makanan yang sangat dikenal oleh orang Indonesia. "Tapi belum ada restoran yang menjadikan sukiyaki sebagai makanan juaranya," kata Rita.
Konsep Isshin yang menyajikan makanan sukiyaki ala donburi tersebut disebut Rita sepenuhnya dirancang oleh timnya di GF Culinary. Di Indonesia GF Culinary adalah perusahaan di balik restoran seperti Ojju dan Fish n Co.
Juru masak menunjukkan daging yang akan diolah kepada pengunjung Isshin Central Park, Jakarta.
Isshin, kata Rita, juga mengejar memberikan pengalaman makan ke pengunjungnya. "Kami buat meja panjang, lalu chef masak di depan tamu. Pengunjung yang makan sendiri juga tidak akan merasa sepi, karena konsep makannya dirancang memberi pengalaman ke pengunjung," terangnya.
Ada empat ragam sukiyaki don yang bisa dipilih. US prime beef, wagyu, chicken, dan salmon. Seluruh menu sukiyaki akan disajikan bersama onsen egg, chawan mushi, sup, es krim, dan minuman ocha yang bebas diisi ulang.
Setelah memesan dari daftar menu, juru masak akan memasaknya langsung di depan mata. Pertama gula palem akan dimasukkan ke panci, lanjut dengan saus sukiyaki, setelah itu jamur, daun bawang, dan daging.
Setelah matang, daging atau salmon, sesuai pilihan menu, akan diletakkan ke atas nasi putih. Dalam semangkuk sukiyaki don terdapat pula, shirataki, tahu, juga sayuran sawi.
Manajer restoran Ishhin, Frederik, cara makannya tidak seperti sukiyaki biasa yang berkuah. Karena saus sukiyaki yang dimasak sebelumnya dengan daging telah menjadi kental dan disajikan tersendiri dalam mangkuk kecil.
Set menu sukiyaki don di Isshin Central Park, Jakarta.
"Cara makannya bisa dengan mencelup daging ke saus lalu ke telur onsen. Atau mencelup daging ke telur dulu baru ke saus," katanya.
Cara makan sukiyaki don namun sungguh sesuai selera. Anda bisa mengaduk telur langsung ke mangkuk nasi beserta saus sukiyaki. Semua bergantung selera saja.
"Kalau sedang tidak makan nasi, bisa mengganti nasinya dengan shirataki. Satu lagi nasi bisa dipesan free flow alias menambah sama seperti ocha," ujar Frederik.
Di Isshin Central Park selain sukiyaki don tersedia pula menu tamago don. Tamago don juga akan dimasak langsung di depan pengunjung.
Isshin Central Park adalah cabang pertama yang baru buka sejak April lalu. Jelang tutup tahun satu lagi Isshin akan dibuka di Jakarta.
Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 69.900 untuk set menu tamago yang tersaji dengan chawan mushi, sup, es krim, dan minuman ocha bebas isi ulang. Sedangkan sukiyaki don harganya mulai dari Rp 99.900 satu set menunya.
Seluruh menu di Isshin tidak mengandung babi dan minyak babi. Karena baru buka Isshin sedang dalam proses mendapatkan sertifikasi halal.
Menu tamago don di Isshin Central Park, Jakarta.