Senin 28 Mar 2016 06:42 WIB

Anak Berbohong? Lakukan 4 Hal Ini

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indira Rezkisari
Melewati usia tertentu bukan tidak mungkin anak berbohong.
Foto: pixabay
Melewati usia tertentu bukan tidak mungkin anak berbohong.

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap orang sesekali pernah berbohong. Mulai dari anak-anak yang berusaha menceritakan fantasinya dan sangat yakin hal itu benar-benar terjadi, remaja yang berbohong agar terhindar dari masalah, dan dewasa pun mengeluarkan kebohongan putih untuk menyelamatkan sesuatu hal. Intinya, berbohong sudah menyatu dalam alam manusia.

Faktanya, peneliti menyatakan, berbohong adalah sesuatu yang berkembang dalam diri manusia dan sudah dimulai sejak usia dua atau tiga tahun. Bagi para orang tua kerap kali sulit menerima kenyataan anak-anaknya berbohong. Hal itu terasa seperti sebuah tamparan di wajah.

Oleh karena itu, penting bagi para orang tua untuk memahamkan kepada anak bahwa berbohong terutama ke orang tua tidak diperbolehkan dan bisa berdampak negatif. Cara orang tua menyikapi hal ini akan berdampak besar dalam hubungan orang tua dan anak.

Berikan keraguan

Ketika orang tua menemukan kebohongan tapi tidak bisa mengkonfirmasi, berikan keraguan. Jika Anda langsung memutuskan anak berbohong tapi ternyata tidak, hal itu bisa berdampak buruk pada hubungan Anda. Anak bisa kehilangan kepercayaan pada orang tua dan merasa bisa berbohong setiap saat.

Pastikan kebohongan

Hindari terlalu menuduh ketika mencoba mencari kebenaran. Jika Anak menolak untuk berkisah, jangan terus menerus memberinya tekanan. Yang bisa Anda lakukan adalah menarik napas panjang dan beri tahu anak bahwa Anda ingin mengetahui apa sebenarnya yang telah terjadi.

Minta kepada anak untuk berpikir lagi dan katakan Anda akan berbicara dengannya lagi nanti. Hal itu bisa membuat si anak berpikir ulang tentang kebohongannya.

Jika Anda 100 persen mengetahui anak tengah berbohong, jangan sudutkan dia. Anda hanya perlu memberi tahu anak bahwa Anda tahu apa yang telah terjadi dan Anda kecewa karena tidak diberi tahu hal yang sebenarnya. Setelah itu, move on. Jika anak melihat Anda kecewa lebih karena kebohongan daripada tindakan yang membuatnya berbohong, si anak akan mencoba menjawab jujur di lain waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement