Kamis 09 Aug 2018 19:03 WIB

Bolehkah Anak Ikut Pencarian Bakat? Ini Jawaban Psikolog

Tampil dalam ajang pencarian bakat bisa mendorong rasa percaya diri dan keberanian

Rep: Nora Azizah / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Duo ibu dan anak asal Indonesia, Ana (43 tahun) dan Fia (18 tahun) yang memukai para juri dan penonton di ajang pencarian bakat di Inggris, Britain's Got Talent, Sabtu (14/5).
Foto: Daily Mail
Duo ibu dan anak asal Indonesia, Ana (43 tahun) dan Fia (18 tahun) yang memukai para juri dan penonton di ajang pencarian bakat di Inggris, Britain's Got Talent, Sabtu (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajang pencarian bakat untuk anak-anak dengan rentang usia di atas lima tahun kian marak ditemui. Namun sebenarnya, bolehkah si kecil ikut ajang pencarian bakat meski usianya belum remaja atau dewasa?

Psikolog Kassandra Putranto menjelaskan, ajang pencarian bakat bagi anak-anak pada dasarnya tidak masalah bagi tumbuh kembangnya. Namun tentu harus diikuti dengan tujuan yang jelas.

"Tampilnya anak dalam ajang pencarian bakat bergantung pada dukungan orang tua," kata Kasandra ditemui dalam acara 'Menciptakan Anak Cerdas Yang Sehat' dan Pemilihan Model Cover Sang Buah Hati 2018 bersama PT Kalbe Farma Tbk di Aeon Mal BSD City, Tangerang, Kamis (9/8).

Orang tua memiliki peranan penting terhadap bakat yang ditanamkan anak sejak kecil. Ajang pencarian bakat bisa menjadi salah satu wadah bagi anak-anak unjuk gigi dan menguji keberaniannya.

Kassandra menjelaskan, tujuan ajang pencarian bakat secara garis besar untuk menumbuhkan rasa percaya diri, keberanian, dan mengasah bakat yang dimilikinya. Namun sangat tidak baik apabila orang tua justru menyelipkan tujuan lain di belakangnya.

Misalnya, orang tua memotivasi anak untuk ikut ajang pencarian bakat demi mendapatkan ketenaran, reputasi, apalagi uang. Apabila hal tersebut yang ditanamkan maka secara tidak langsung anak 'dituntut' harus menang.

Menuntut anak harus menang secara tidak langsung justru memberikan tekanan pada mentalnya. Ketika ia kalah, kemungkinan besar anak akan merasakan sakit hati dan kecewa berat. "Luka mental seperti ini yang nantinya berdampak buruk bagi perkembangan mental anak," lanjut Kassandra.

Kalah atau menang bukan masalah. Namun orang tua harus menanamkan semangat dan keberanian pada anak ketika mengikuti kompetisi atau perlombaan.

Apabila anak kalah dalam sebuah kompetisi, maka dukung dengan semangat berlapang dada. Misalnya dengan berkata 'jangan sedih, masih banyak kompetisi lain yang bisa kamu ikuti'.

Kemudian ketika anak menang, orang tua boleh saja memberikan apresiasi tetapi tetap mengajarkan anak rendah hati dan tidak sombong. Sebelum mengikuti ajang pencarian bakat, orang tua harus bisa menemukan skill atau kemampuan anak terlebih dahulu sebelum mendaftarkannya.

Hanya saja ada satu hal yang paling penting dilakukan oleh orang tua. Yaitu bertanya kepada anak, apakah ia ingin berkompetisi atau tidak. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement