REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peralatan bayi bisa terkontaminasi dari berbagai sumber. Dokter Spesialis Anak, Dr Andina Chrisnawati Rahardjo SpA, Mkes menjelaskan sumber utama kontaminasi adalah air.
Namun sulit memastikan air yang dipakai bebas bakeri. "Sudah cuci bersih rasanya sudah dibersihkan tapi air merupakan kontaminan utama bakteri," jelasnya di sela acara talkshow dan perkenalan produk Mahaton Baby Max UV Portable Sterilizer, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selain itu, pembersihan peralatan yang kurang optimal bisa jadi penyebab kontaminasi. Misalnya celah-celah yang tidak terjamah atau di bagian kecil peralatan yang tidak kena atau terlewat.
Sumber kontaminasi lain adalah penundaan pencucian. Misalnya mandi dulu sementara cucian ditumpuk dan pada saat itu bakteri atau kuman ada kesempatan untuk tumbuh.
Ia menambahkan sumber kontaminasi lain adalah kemasan penyimpanan yang harus disteril dulu. Karena di kemasan penyimpanan tidak tahu ada mikroorganisme apa.
Tak hanya itu, tangan yang memegang ada kuman apa saja tidak diketahui. Misalnya bayi menggunakan peralatan turun temurun dari kakaknya. Pada proses penyimpanan sudah menumpuk mikroorganisme.
Kontaminasi lain adalah kontak langsung dari bayi maupun kakaknya yang sakit. Kuman akan ada di sekitar.
Ia mengatakan proses sterilisasi segala perlengkapan yang berhubungan dengan mulut bayi memang sangat penting untuk dilakukan. Sebab bila tidak steril, maka bayi bisa terserang berbagai penyakit. Mulai dari infeksi jamur, diare, hingga hepatitis.
"Nah khusus diare, apabila terlambat ditangani bukan tak mungkin lho menyebabkan kematian," tambahnya.
Dokter Andina menyarankan agar proses sterilisasi dilakukan dengan mesin listrik, microwave, sinar UV, tablet khusus, maupun air mendidih harus selalu dilakukan. Dengan demikian berbagai mikroorganisme seperti bakteri, parasit, jamur, maupun virus akan mati dan tidak mengganggu kesehatan si kecil.