Rabu 26 Jul 2017 13:05 WIB

Komisi X Dorong Yogyakarta Tarik Kunjungan Turis

Komisi X saat meninjau objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Kab. Gunung Kidul, Yogyakarta, Senin (24/7).
Foto: dpr
Komisi X saat meninjau objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Kab. Gunung Kidul, Yogyakarta, Senin (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Komisi X DPR RI mendorong provinsi D.I Yogyakarta untuk semakin berperan dalam menarik kunjungan turis, guna tercapainya target 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2019.  Apalagi, Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata terbesar kedua di Indonesia setelah Bali.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah dalam kunjungan spesifik ke Yogyakarta  ingin melihat persiapan dan kesiapan Joglosemar (Jogja,Solo dan Semarang) untuk mencapai 2 juta wisatawan seperti yang ditargetkan Kementerian Pariwisata.

"Besar harapan kami, agar D.I Yogyakarta bisa memberikan peran yang cukup besar dalam rangka mewujudkan target 20 juta wisatawan," ungkap Ferdiansyah saat meninjau objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Kab. Gunung Kidul, Yogyakarta, Senin (24/7).

Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2011 adalah 1.607.694 orang dan meningkat 156 persen pada akhir tahun 2015, dengan total wisatawan 4.122.205 orang. Peningkatan ini didukung dengan beragamnya jenis objek wisata yang berkembang di Jogja.

 

Untuk menambah jumlah wisatawan, politisi dari F-Golkar ini juga mengingatkan Pemda setempat agar pemerataan pengembangan pariwisata di Yogyakarta juga didukung dengan perencanaan dan tata kelola yang baik sehingga lebih banyak menarik wisatawan nusantara (wisnus) dan juga wisman. Misalnya, wilayah Kab. Gunung Kidul dengan kondisi geografis pegunungan, bisa dimanfaatkan untuk wisata alam.

"Khususnya gunung api purba ini yang sudah ditetapkan menjadi Geopark oleh UNESCO sebagai salah satu situs geologi tertua," kata dia.

 

Menurutnya penetepan situs Gunung Api Purba Nglanggeran oleh UNESCO menjadi penting dalam catatan perkembangan geologi dunia, sehingga diharapkan mampu menjadi daya tarik wisman, terutama yang ingin melakukan penelitian gunung berapi.

 

Selain itu, Ferdi menambahkan, koordinasi antar instansi maupun kementerian di tingkat pusat dan daerah sangat penting untuk mendukung akselerasi pengembangan pariwisata di Jogja dan di tempat lainnya. Nantinya, lanjut Ferdi, Komisi X akan memanggil mitra terkait, diantaranya Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar bersinergi dalam membuat program atau atraksi berupa tarian tradisional untuk dipertotonkan kepada wisatawan domestik dan mancanegara.

 

"Jika ada 20 atraksi yang sudah terjadwal dengan baik, maka wisatawan yang berkunjung tidak kebingungan lagi akan melakukan apa, karena sudah ada program yabg sudah terjadwal tahunan secara rutin," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement