Rabu 31 Dec 2014 06:25 WIB

Jelang AwaL Tahun, Saatnya Membuat Resolusi Keuangan

Rep: Desy Susilawati/ Red: Winda Destiana Putri
Ada baiknya sambut awal tahun dengan resolusi keuangan
Foto: News
Ada baiknya sambut awal tahun dengan resolusi keuangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Januari biasanya Anda sibuk membuat resolusi. Termasuk juga resolusi keuangan. Resolusi sering diucapkan dan berjanji dalam hati, kadang juga ditulis.

Seperti mau lebih sering menabung, mau untuk tertib zakat dan lebih banyak berderma atau sedekah, mau mengurangi cicilan hutang atau melunasi hutang, mau punya dana cadangan yang cukup, mau punya asuransi, mau mengurangi belanja di luar, mau punya investasi, mau liburan atau berbagai keinginan lainnya.

Menurut Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning, Pandji Harsanto CFP, semua tekad diatas itu tidak salah, justru bagus, tapi jika diperhatikan lebih lanjut semuanya butuh sumberdaya, termasuk uang. Walaupun Anda sering berujar sendiri uang  bukan segalanya tapi kenyataannya hampir segalanya butuh uang.

Dikatakan lebih lanjut, berikut dirinya memberikan sedikit rahasia, bagaimana Anda bisa melancarkan resolusi menabung di tahun depan, dengan menyesuaikan kebutuhan dan peruntukkannya:

Mau lebih sering menabung

Maksudnya mau menabung berapa? Dalam periode kapan? Kapan dimulai? Apakah menabung secara reguler dan rutin tiap bulan? Apakah menabung dalam rekening khusus yang dipisahkan dengan rekening operasional? Setidaknya minimal rasio menabung yang sehat adalah 10 persen dari penghasilan bulanan.

Mau tertib zakat, sedekah atau persembahan

Ibarat Anda makan atau minum, dan untuk metabolisme tubuh Anda, pasti akan sakit apabila Anda (mohon maaf) tidak buang air kecil atau besar. Sama dengan penghasilan yang Anda terima, didalam terdapat hak untuk rakyat miskin dan berhak, apabila Anda tidak mengeluarkannya akan sama saja merampok hak orang miskin, dan ibarat perumpamaan diatas apa yang sudah dikeluarkan tidak dicari-cari lagi.

Biasakan pengeluaran ini langsung dikeluarkan begitu mendapat rejeki apapun, dan jangan ditunda lagi. Sedekah pun dapat sebagai leverage atau pengungkit keuangan Anda. Besarnya bervariasi mulai dari 2,5 persen persen sampai dengan 10 persen atau lebih. Bagi yang muslim ingat untuk yang menyimpan emas 85 gram atau 20 dinar lebih dari 1 tahun, wajib juga untuk disisihkan zakatnya 2,5 persen atau 1 dinar.

Mau mengurangi cicilan hutang atau melunasi hutang

Hutang dapat menjadi baik, juga dapat menjadi buruk. Untuk hutang produktif masih bisa untuk dilakukan. Apa yang dimaksud hutang produktif? Hutang produktif adalah hutang yang digunakan untuk membeli asset yang akan meningkat nilainya seiring berjalannya waktu, atau asset tersebut akan menghasilkan pendapatan yang sama atau lebih besar dari cicilan hutang. Contohnya kredit pemilikan rumah (KPR), kepemilikan logam mulia (KLM), kredit kendaraan bermotor (KKB).

Sedangkan untuk hutang konsumtif paling panjang tenornya satu tahun, dan secepat mungkin untuk dilunasi. Untuk total cicilan hutang sebaiknya tidak melebihi 30 persen dari penghasilan kotor bulanan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement