Selasa 13 Jan 2015 15:06 WIB

Setelah Berutang, Jangan Tukar Pinjaman tanpa Agunan dengan Pinjaman Beragunan

Rep: Desy Susilawati/ Red: Winda Destiana Putri
Memberi uang, dan membayar hutang (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Memberi uang, dan membayar hutang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perencana Keuangan FinMap Malang, Herastu Rizka Widorini mengatakan jika Anda sudah memiliki utang tanpa agunan, jangan sekali-kali menukarnya dengan pinjaman beragunan ditengah jalan.

Mengapa? Simak penjelasan yang disampaikannya kepada Republika Online, Selasa (13/1).

Kebanyakan pinjaman tanpa agunan, termasuk juga pinjaman kartu kredit memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi daripada pinjaman beragunan. Hal ini wajar karena pinjaman tanpa agunan memiliki resiko yang lebih besar untuk kreditur, sebab tidak ada jaminan aset yang dapat diikat.

Karena tingginya tingkat bunga ini, seringkali Anda jumpai nasabah yang kemudian kesulitan membayar kembali ketika kondisi ekonominya sedang surut. Sering pula Anda jumpai nasabah yang kemudian menjaminkan aset tetapnya untuk dapat memiliki dana dan kemudian menutup pinjaman tanpa agunannya dengan harapan memiliki bunga pinjaman yang lebih rendah.